Pasar
Pasar dan Industri Menyambut Era Suku Bunga Tinggi di Tahun 2025
2025-01-15

Di tengah kondisi ekonomi global yang masih bergejolak, pasar dan industri pembiayaan Indonesia memproyeksikan bahwa Bank Indonesia (BI) akan menahan tingkat suku bunga acuan pada level 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Januari 2025. Situasi ini dipengaruhi oleh tekanan nilai tukar Rupiah yang tetap berada di atas Rp16.000 per Dolar AS. Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Suwandi Wiratno, juga memperkirakan era suku bunga tinggi akan berlanjut sepanjang tahun ini. Kondisi likuiditas perbankan yang ketat dengan rasio pinjaman terhadap deposito (LDR) mencapai 90% turut mendukung proyeksi ini. Meski demikian, industri pembiayaan berharap adanya peningkatan daya beli masyarakat untuk mendukung pertumbuhan bisnis.

Konteks dan Detail Proyeksi Suku Bunga Tinggi

Dalam suasana ekonomi yang dinamis, para analis dan pelaku industri di Indonesia meramalkan bahwa BI akan mempertahankan suku bunga acuan pada level 6% pada RDG bulan Januari 2025. Tekanan nilai tukar Rupiah yang masih berada di atas Rp16.000 per Dolar AS menjadi salah satu faktor utama. Suwandi Wiratno, Ketua Umum APPI, mengungkapkan bahwa kondisi ekonomi global dan posisi nilai tukar Rupiah telah mempengaruhi proyeksi ini. Selain itu, situasi likuiditas perbankan yang ketat dengan LDR mencapai 90% juga memperkuat prediksi tersebut. Di sisi lain, suku bunga tinggi telah berdampak pada kenaikan biaya pinjaman bank ke perusahaan pembiayaan. Namun, industri pembiayaan tetap optimistis dengan harapan adanya dorongan daya beli masyarakat untuk mendukung pertumbuhan bisnis multifinance.

Berkenaan dengan dampak suku bunga tinggi terhadap industri multifinance, upaya mendorong kredit otomotif menjadi salah satu fokus penting. Diskusi mendalam tentang topik ini dapat disimak dalam dialog antara Anneke Wijaya dan Suwandi Wiratno dalam acara Power Lunch di CNBC Indonesia pada Rabu, 15 Januari 2025.

Dari perspektif jurnalis, proyeksi ini menggambarkan tantangan dan peluang yang dihadapi oleh industri pembiayaan di Indonesia. Meskipun suku bunga tinggi membawa beban tambahan bagi perusahaan pembiayaan, ada potensi pertumbuhan melalui peningkatan daya beli masyarakat. Ini menunjukkan pentingnya adaptasi dan inovasi dalam menjawab dinamika ekonomi global dan domestik.

More Stories
see more