Pasar
Awas! Nilai Rupiah Terus Lemah Hingga Rp16.400 vs Dolar AS
2024-12-19
Jakarta, CNBC Indonesia - Pada Kamis (19/12/2024), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS semakin lemah. Data Refinitiv menunjukkan, kurs rupiah telah diperdagangkan di level Rp 16.275/US$ atau melemah hingga 1,18% dibanding penutupan perdagangan kemarin Rp 16.085/US$.

Penjelasan oleh David Sumual

Kepala ekonomi PT Bank Central Asia Tbk, David Sumual, menjelaskan bahwa pergerakan kurs rupiah ini berkaitan dengan pelemahan nilai tukar mata uang negara-negara ekonomi berkembang lainnya. Pemicunya adalah keputusan Bank Sentral AS The Federal Reserve atau The Fed. Saat digelarnya FOMC pada Desember ini, The Fed hanya mengisyaratkan akan memangkas suku bunga acuannya sebanyak dua kali lagi pada 2025, lebih sedikit dari perkiraan semula yang bisa mencapai empat kali pemangkasan atau sekitar 100 basis points. "Fed memproyeksikan penurunan suku bunga hanya dua kali tahun depan karena kekhawatiran tingginya inflasi akibat kebijakan tarif dari pemerintahan Trump," kata David kepada CNBC Indonesia.David juga memperkirakan, nilai tukar rupiah masih bisa terus melemah hingga ke level Rp 16.400 ke depan dengan potensi penguatan hanya akan sampai ke level Rp 16.150/US$ dalam jangka pendek.

Perkiraan Josua Pardede

Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede memperkirakan, nilai tukar rupiah cenderung akan bergerak di kisaran Rp 16.200 sampai dengan Rp 16.275 per dolar AS untuk hari ini saja. Dia menegaskan, Indeks Dolar AS saja sudah melonjak 1% menjadi 108,03 pada hari Rabu, level tertinggi sejak Nov-22, menyusul pemangkasan suku bunga 25bps yang diantisipasi secara luas oleh The Fed. Namun, prospek The Fed yang less dovish untuk tahun 2025 memicu reli tersebut. "Karena para pembuat kebijakan sekarang hanya memproyeksikan pemangkasan suku bunga 50 bps tahun depan, turun dari 100 bps yang diharapkan pada kuartal sebelumnya," tutur Josua.Di sisi lain, Josua mengingatkan, imbal hasil atau Yield US Treasury 10 tahun naik ke 4,51% pada Rabu, mendekati level tertinggi sejak Juni 2024. UST juga menghadapi tekanan dari risiko tingkat harga yang lebih tinggi yang didorong oleh ancaman tarif dari Presiden terpilih Trump.

Kebijakan BI

Bank Indonesia (BI) memastikan selalu menjaga kestabilan nilai tukar rupiah di tengah tingginya ketidakpastian. Langkah intervensi akan ditempuh ketika rupiah melemah. Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia Fitra Jusdiman mengatakan kepada CNBC Indonesia, "BI commit untuk menjaga stabilitas nilai tukar antara lain melalui langkah intervensi secara terukur dan timely."(arj/mij)Saksikan video di bawah ini:Video: IHSG Terus Tertekan Hingga BI Tahan Suku BungaNext ArticleBI Disarankan Tidak Pangkas Suku Bunga Acuan Bulan Ini
More Stories
see more