Pada Rabu (29/1/2025), banjir parah melanda beberapa wilayah di Jakarta, terutama Kelapa Gading di Jakarta Utara. Banjir yang mencapai ketinggian 50 sentimeter mengganggu lalu lintas dan aktivitas masyarakat. Kendaraan roda dua dan empat nekat menerobos genangan, menyebabkan mogok dan perlu didorong. Polisi membantu kendaraan yang mogok, sementara pusat perbelanjaan dan pertokoan juga terkena dampak. Rekayasa lalu lintas dilakukan untuk mengurangi kemacetan. BPBD DKI mencatat bahwa hingga pukul 10.00 WIB, 33 RT dan 20 ruas jalan di Jakarta masih terendam banjir.
Kelapa Gading menjadi salah satu daerah yang paling terdampak oleh banjir pada Rabu pagi. Genangan air mencapai 50 sentimeter di sejumlah ruas jalan utama seperti Jalan Boulevard Barat Raya. Aktivitas lalu lintas terganggu, dengan banyak kendaraan roda dua dan empat yang nekat menerobos genangan, namun akhirnya mogok dan memerlukan bantuan. Pusat perbelanjaan Lotte Mart dan pertokoan di sekitar area tersebut juga tidak terlepas dari dampak banjir ini.
Polisi turun langsung ke lapangan untuk membantu masyarakat yang mengalami kesulitan. Akses ke perumahan seperti Jalan Gading Kirana pun ikut terendam, membuat warga harus berhati-hati saat keluar masuk rumah. Satlantas Polres Metro Jakarta Utara melakukan rekayasa lalu lintas di depan Mall Of Indonesia (MOI) untuk mengatur arus kendaraan dan mengurangi kemacetan. Situasi ini menunjukkan betapa pentingnya koordinasi antara instansi terkait dalam menangani bencana alam semacam ini.
Banjir bukan hanya terjadi di Kelapa Gading, tetapi juga meluas ke wilayah Jakarta Barat. Data dari BPBD DKI mencatat bahwa hingga pukul 10.00 WIB, 33 RT dan 20 ruas jalan di Jakarta masih terendam banjir. Dampak ini dirasakan di berbagai kelurahan, termasuk Cengkareng Barat, Duri Kosambi, Kedaung Kali Angke, Rawa Buaya, Jelambar Baru, Pegadungan, Tegal Alur, dan Duri Kepa.
Banjir yang terjadi di Jakarta Barat mempengaruhi puluhan ribu penduduk, mengganggu aktivitas sehari-hari dan transportasi. Instansi pemerintah dan penegak hukum bekerja sama untuk memberikan bantuan kepada warga yang terdampak. Upaya mitigasi dan evakuasi dilakukan guna meminimalisir kerugian dan risiko bagi masyarakat. Situasi ini menyoroti pentingnya infrastruktur yang tangguh dan sistem peringatan dini untuk menghadapi bencana banjir di masa mendatang.