Pasar
Bankir Indonesia dan Asing Berbicara Tentang Dampak Suku Bunga Tinggi
2024-12-04
Jakarta, CNBC Indonesia – Saat ini, bankir dari luar negeri dan dalam negeri menghadapi tantangan yang timbul akibat kondisi ekonomi global dan domestik yang sedang berubah secara signifikan. President and Chief Executive Officer (CEO) (Representative Director) SMBC Akihiro Fukutome menyatakan bahwa kita berada di masa perubahan yang kritikal di seluruh dunia.
Persebaran Dampak di Negara-Negara
Di Jepang, partai yang sebelumnya memiliki suara mayoritas kehilangan itu untuk pertama kalinya dalam 15 tahun. Kemudian, administrasi pemerintahan baru terbentuk di Amerika Serikat (AS), Britania Raya, dan tahun depan Jerman akan melakukan pemilu dadakan. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi ekonomi dan politik di berbagai negara sedang mengalami perubahan yang signifikan.Dalam konteks ini, Fukutome mengatakan bahwa kita harus melihat dampaknya. Saat ini, sangat sulit untuk memenuhi produk bisnis dan untuk bernavigasi di kondisi baru ini.Hubungan Suku Bunga AS dengan Jepang dan Indonesia
Suku bunga acuan AS, yaitu Fed Fund Rate (FFR), sangat berpengaruh terhadap suku bunga di Jepang dan Indonesia. Meskipun Federal Reserve telah memangkas suku bunga, presiden AS Donald J. Trump dikatakan dapat berpengaruh terhadap arah suku bunga di masa depan.Di Jepang, suku bunga AS sangat penting dan berpengaruh. Di sisi lain, di Indonesia juga, suku bunga AS memiliki dampak yang signifikan. Namun, kita harus berhati-hati karena ini adalah periode pemangkasan suku bunga.Fokus Perbankan: Persaingan Dana Murah
Menurut Presiden Direktur SMBC Indonesia (BTPN) Henoch Munandar, suku bunga tinggi merupakan suatu dinamika yang biasanya terjadi dalam siklus ekonomi. Salah satu fokus perbankan adalah mendapatkan persaingan dana murah, yang menjadi salah satu sumber fokus industri perbankan.SMBC Indonesia akan menyesuaikan kemampuan utilitas dan fasilitas bank untuk mencapai target pertumbuhan kredit. Henoch juga percaya bahwa bauran kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia (BI) akan membantu perbankan menghadapi situasi ini.Kita berharap bahwa situasi ini tidak akan melemahkan perekonomian Indonesia di tahun 2025.