Pasar
Bukti Tabungan Masyarakat RI Turun di Bulan Oktober 2024
2024-12-06
Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam tiga bulan terakhir terakhir, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perorangan terus mengalami penurunan setiap bulannya. Bank Indonesia (BI) mengungkapkan bahwa perorangan hanya mampu tumbuh 0,5% tahun terhadap tahun (yoy) dan mencapai Rp4.068,5 triliun pada Oktober 2024.
Analisis Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga dan Dampaknya
Pertumbuhan DPK Perorangan
Pertumbuhan DPK perorangan di bawah 1% ini tidak berhenti di bulan September, melainkan hanya naik 0,6% yoy. Pada bulan Agustus, DPK perorangan masih mampu tumbuh single digit, yakni 1% yoy. Ini menunjukkan adanya tren penurunan pertumbuhan DPK perorangan secara bertahap.Dalam konteks ini, pertumbuhan DPK perorangan menjadi perhatian utama. Hal ini tidak hanya mengarah pada perubahan dalam jumlah dana, tetapi juga memiliki implikasi bagi ekonomi secara keseluruhan. Misalnya, penurunan pertumbuhan DPK perorangan dapat mengarah pada penurunan konsumsi masyarakat, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.Pertumbuhan Himpunan DPK
Sementara itu, penghimpunan DPK secara keseluruhan pada bulan Oktober mencapai Rp8.460,6 triliun dan tumbuh 6,0% yoy. Namun, pertumbuhan ini turun dari 6,7% yoy pada bulan sebelumnya. Ini menunjukkan adanya perubahan dalam struktur DPK dan perlu diperhatikan dengan seksama.Dalam himpunan seluruh DPK, DPK korporasi tumbuh paling besar di bulan Oktober, naik 12,8% yoy. Namun, pertumbuhan ini juga turun tipis dari 13,5% yoy pada bulan sebelumnya. Ini menunjukkan adanya dinamika yang kompleks dalam pertumbuhan DPK korporasi.Pertumbuhan Kredit
Seiring dengan lesunya pertumbuhan tabungan masyarakat, pertumbuhan penyaluran kredit perbankan terpaut kencang hingga double digit. BI mencatat kredit yang disalurkan sebesar Rp7.576,8 triliun dan tumbuh 10,4% yoy pada bulan Oktober 2024.Sama halnya dengan DPK, pertumbuhan kredit paling banyak ditopang oleh penyaluran kredit korporasi yang tumbuh 15,6% yoy, sementara kredit perorangan hanya mampu tumbuh 4,9% yoy. Ini menunjukkan adanya perbedaan dalam pertumbuhan kredit antara korporasi dan perorangan.Kontraksi DPK dan Alokasi Tabungan
Kontraksi pertumbuhan DPK dalam tiga bulan terakhir sejalan dengan menurunnya alokasi tabungan masyarakat. Berdasarkan survei dari Bank Indonesia, masyarakat dengan pengeluaran antara Rp4,1 juta - Rp5 juta mengalami penurunan alokasi tabungan paling besar.Pada Januari 2023, kelompok tersebut mengalokasikan 18,8% untuk tabungan, tetapi pada Oktober 2024 turun menjadi 14,3%. Hal ini menunjukkan adanya perubahan perilaku masyarakat dalam mengelola tabungan mereka.Perubahan Kelas Menengah dan Miskin
Sebagai dikutip sebelumnya, dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2019 jumlah kelas menengah di Indonesia 57,33 juta orang atau setara 21,45% dari total penduduk. Namun, pada 2024 hanya tersisa 47,85 juta orang atau setara 17,13%. Artinya ada sebanyak 9,48 juta warga kelas menengah yang turun kelas.Data kelompok masyarakat kelas menengah rentan atau aspiring middle class malah naik, dari 2019 hanya sebanyak 128,85 juta atau 48,20% dari total penduduk, menjadi 137,50 juta orang atau 49,22% dari total penduduk. Demikian juga dengan angka kelompok masyarakat rentan miskin yang ikut membengkak dari 2019 sebanyak 54,97 juta orang atau 20,56%, menjadi 67,69 juta orang atau 24,23% dari total penduduk pada 2024. Ini menunjukkan adanya perubahan sosial dan ekonomi yang signifikan.