Penggunaan susu ikan sebagai alternatif susu sapi dalam program makan bergizi gratis mendapat berbagai reaksi dari masyarakat. Banyak pihak yang mempertanyakan kualitas dan manfaat susu ikan dibandingkan dengan jenis susu lain yang lebih umum dikonsumsi, terutama untuk mendukung pertumbuhan anak-anak.
Karakteristik susu ikan sangat berbeda dari produk susu biasa. Profesor Gizi dari Universitas Muhammadiyah Jakarta menjelaskan bahwa minuman ini sebenarnya merupakan hasil pemecahan protein ikan menjadi bentuk yang dapat larut dalam air. Proses produksi ini menghasilkan bubuk Hidrolisat Protein Ikan (HPI), bukan berasal dari perahan seperti susu mamalia. Menurutnya, istilah "susu" seharusnya hanya digunakan untuk produk yang dihasilkan oleh mamalia betina, sehingga penggunaan kata tersebut untuk minuman ini kurang tepat.
Berdasarkan penjelasan ahli gizi, susu pertumbuhan memiliki kelebihan nutrisi yang tidak dimiliki oleh susu ikan. Susu pertumbuhan kaya akan vitamin A untuk kesehatan mata, serta vitamin C yang meningkatkan sistem imun. Selain itu, susu pertumbuhan juga mengandung protein dan omega-3 yang mendukung perkembangan anak. Kalsium dan vitamin D dalam susu pertumbuhan sangat baik untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Di sisi lain, susu ikan mungkin tidak menyediakan kandungan mineral penting seperti fosfor, magnesium, dan kalium yang ada dalam susu pertumbuhan.
Program makan bergizi gratis harus selalu berfokus pada penyediaan nutrisi terbaik bagi anak-anak. Keputusan untuk menggunakan susu ikan atau susu pertumbuhan harus didasarkan pada penilaian ilmiah dan kebutuhan gizi anak-anak. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa generasi muda mendapatkan dukungan optimal untuk tumbuh dan berkembang dengan sehat.