Jengkol, makanan yang digemari banyak orang di Indonesia, telah lama menjadi subjek diskusi mengenai kesehatannya. Dikenal dengan aromanya yang kuat, jengkol seringkali diolah sebagai lauk pendamping nasi. Meskipun memiliki reputasi yang bervariasi, buah ini sebenarnya kaya akan vitamin C, vitamin A, kalsium, fosfor, dan berbagai nutrisi penting lainnya. Artikel ini membahas apakah klaim bahwa jengkol dapat meningkatkan kolesterol benar atau tidak, serta efek kesehatan lain yang perlu diperhatikan.
Berita tentang potensi jengkol untuk meningkatkan kolesterol telah meresahkan sebagian masyarakat. Namun, menurut ahli gizi klinis Johanes Casay Chandrawinata dari RSIA Bandung, tidak ada penelitian ilmiah yang mendukung klaim tersebut. Sebaliknya, jengkol mengandung serat yang melimpah, mirip dengan serat yang ditemukan dalam sayuran. Serat inilah yang membuat konsumsi jengkol dapat memfasilitasi proses pencernaan dan buang air besar. "Belum ada penelitian yang menyebutkan bahwa jengkol dapat meningkatkan kolesterol," ujar Johanes.
Pakar ini menjelaskan bahwa persepsi negatif terhadap jengkol mungkin berasal dari cara pengolahan yang digunakan. Misalnya, semur jengkol yang menggunakan santan sebagai bumbu utama dapat meningkatkan kadar kolesterol karena kandungan lemak dalam santan. Oleh karena itu, bukan jengkol itu sendiri yang menjadi penyebab utama, melainkan metode memasaknya yang perlu dipertimbangkan.
Selain itu, jengkol mengandung asam jengkolat, yang jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, dapat menyebabkan masalah pada lambung dan gangguan kesehatan lainnya seperti sakit kencing. Ini adalah satu-satunya risiko nyata yang dikaitkan dengan konsumsi jengkol, menurut Johanes. "Bahaya utama jengkol bukan pada kolesterol, tetapi pada efek samping akibat asam jengkolat," tegasnya.
Dengan demikian, meski jengkol memiliki reputasi tertentu, buah ini tetap merupakan sumber nutrisi yang baik jika dikonsumsi secara bijaksana dan dengan metode pengolahan yang tepat. Memahami fakta-fakta ini dapat membantu masyarakat menikmati manfaat jengkol tanpa khawatir tentang dampak negatif yang tidak didukung oleh bukti ilmiah.