Pasar
IHSG Ditutup Merana Lagi, tapi Berhasil Pangkas Koreksi
2024-11-04
Pasar saham Indonesia mengalami tekanan pada awal pekan ini, dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,34% ke posisi 7.479,5. Penurunan ini terjadi di tengah berbagai sentimen pasar, baik dari dalam maupun luar negeri, yang membayangi pergerakan IHSG.
Menanti Hasil Pilpres AS yang Memanas
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi pergerakan IHSG adalah situasi politik di Amerika Serikat (AS) menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) yang akan digelar pada Selasa, 5 November 2024. Tensi politik di negeri Paman Sam semakin memanas, dengan dua kandidat yang saling bersaing untuk menjadi pemimpin baru.Awalnya, mantan Presiden Donald Trump dari Partai Republik dan Presiden saat ini, Joe Biden dari Partai Demokrat, menjadi dua kandidat utama. Namun, pada Juli lalu, Biden memutuskan untuk mundur dan digantikan oleh Wakil Presiden AS, Kamala Harris. Kini, Trump maju bersama JD Vance, sementara Harris maju bersama Tim Walz.Pekan ini akan menjadi penentu siapa yang akan menjadi pemimpin baru Amerika Serikat. Hasil Pilpres AS ini akan menjadi salah satu faktor penting yang akan mempengaruhi pergerakan IHSG di hari ini dan sepanjang pekan ini.Menanti Keputusan The Fed
Selain Pilpres AS, pasar juga menanti pengumuman suku bunga AS dari hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed yang berlangsung selama dua hari, 6-7 November 2024. Pasar memperkirakan Komite Pasar Terbuka Federal akan memangkas suku bunga lagi sebesar 0,25%, setelah sebelumnya melakukan pemotongan sebesar 0,5% pada 18 September 2024.Pemangkasan suku bunga The Fed ini akan menjadi sentimen positif bagi pasar saham, termasuk IHSG. Hal ini karena penurunan suku bunga dapat mendorong iklim investasi yang lebih kondusif, sehingga dapat meningkatkan minat investor untuk berinvestasi di pasar modal.Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal III-2024
Selain sentimen eksternal, pasar juga akan menanti rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2024 yang akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Selasa, 7 November 2024. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan melandai pada kuartal III-2024, sejalan dengan melemahnya daya beli dan konsumsi masyarakat, serta absennya Hari Besar Keagamaan.Secara historis, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III biasanya lebih rendah dibandingkan kuartal II, karena masyarakat cenderung mengerem belanja. Terlebih lagi, tidak ada perayaan keagamaan atau event besar selama Juli-September 2024, setelah dua lebaran, Idul Fitri dan Idul Adha, berlangsung pada periode April-Juni tahun ini.Meskipun demikian, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2024 masih akan tumbuh 5,06%. Angka ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada kuartal II-2024 yang mencapai 5,05% (year on year) dan 3,79% (quarter to quarter).Saham-saham Penekan IHSG
Pada akhir perdagangan hari ini, seluruh sektor di IHSG bergerak di zona merah, kecuali sektor konsumer primer yang naik tipis 0,09%. Sektor transportasi menjadi penekan terbesar IHSG, dengan penurunan mencapai 2,24%.Beberapa saham emiten juga menjadi penekan terbesar IHSG, di antaranya PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dari sektor konglomerasi, serta PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dari sektor teknologi. Ketiga saham ini masing-masing menekan IHSG sebesar 10,2, 6,9, dan 3,8 indeks poin.Meskipun IHSG berhasil memangkas koreksinya pada akhir perdagangan hari ini, namun sayangnya indeks masih terkoreksi ke level psikologis 7.400. Hal ini menunjukkan bahwa pasar masih belum sepenuhnya pulih dari tekanan yang terjadi.Dengan berbagai sentimen yang membayangi pergerakan IHSG, baik dari dalam maupun luar negeri, investor perlu bersikap waspada dan cermat dalam mengambil keputusan investasi di pasar modal Indonesia. Pemantauan terhadap perkembangan situasi politik di AS, kebijakan moneter The Fed, serta data ekonomi Indonesia akan menjadi kunci dalam menentukan arah pergerakan IHSG di hari-hari mendatang.