Pasar
Kebangkitan Pasar Saham Indonesia: Menuju Prospek Ekonomi yang Menjanjikan
2024-10-31
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan tanda-tanda pemulihan pada awal perdagangan hari ini, setelah mengalami penurunan selama enam hari berturut-turut. Berbagai sentimen global dan domestik tampaknya mempengaruhi pergerakan IHSG, namun pasar tetap optimistis akan prospek ekonomi Indonesia di masa mendatang.

Momentum Kebangkitan Pasar Saham Indonesia

Pembukaan Perdagangan yang Menggembirakan

Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka dengan kenaikan tipis sebesar 0,03% ke posisi 7.572,27. Hanya dalam waktu lima menit, penguatan IHSG semakin signifikan, mencapai 0,45% ke level 7.603,67. Hal ini menunjukkan adanya sentimen positif yang mendorong pasar saham Indonesia untuk kembali menyentuh level psikologis 7.600.

Aktivitas Perdagangan yang Meningkat

Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 990 miliar dengan volume transaksi mencapai 1,7 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 76.319 kali. Angka-angka ini menunjukkan adanya minat yang kuat dari para investor untuk kembali berinvestasi di pasar saham Indonesia.

Sentimen Global dan Domestik yang Mempengaruhi

Pergerakan IHSG pada hari ini masih cenderung diwarnai oleh sentimen pasar global yang belum sepenuhnya membaik, di tengah ketidakpastian yang masih cukup tinggi. Sementara itu, sentimen terkait rilis kinerja keuangan kuartal III-2024 juga masih mempengaruhi pergerakan IHSG.Dari sisi global, ada kabar positif dari Amerika Serikat (AS) di mana lowongan pekerjaan di AS turun ke level terendah dalam lebih dari 3,5 tahun pada September lalu, menunjukkan bahwa dampak badai Helene dan Milton sementara waktu memengaruhi permintaan tenaga kerja. Namun, persepsi konsumen tentang pasar pekerjaan meningkat signifikan pada bulan Oktober, mendorong kepercayaan konsumen ke level tertinggi dalam sembilan bulan terakhir.Di sisi lain, ekonomi AS tumbuh sebesar 2,8% secara tahunan pada kuartal ketiga 2024, lebih rendah dari 3% pada kuartal kedua dan juga di bawah perkiraan sebesar 3%. Hal ini menjadi perhatian bagi pasar global, termasuk Indonesia.Sementara itu, di kawasan Asia, China terpantau akan merilis Purchasing Managers' Index (PMI) Manufacturing untuk periode Oktober 2024. Proyeksinya PMI Manufaktur China akan meningkat dari 49,8 menjadi 50,1 atau dari level kontraksi menjadi ekspansif. Jika aktivitas manufaktur China benar-benar pulih, hal ini akan memberikan sentimen positif bagi Indonesia yang merupakan mitra dagang utamanya.Dari dalam negeri, pengumuman kinerja perusahaan-perusahaan besar seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) juga menjadi sorotan, mengingat bobot saham-saham tersebut yang cukup besar di IHSG.

Prospek Ekonomi Indonesia yang Menjanjikan

Pasar juga menanti rilis data inflasi dan aktivitas manufaktur Indonesia pada Jumat (1/11/2024). Data-data ini akan memberikan gambaran tentang kondisi ekonomi Indonesia saat ini, apakah sudah menunjukkan perbaikan atau masih memerlukan perhatian lebih lanjut.Secara keseluruhan, sentimen positif dari dalam dan luar negeri, serta prospek ekonomi Indonesia yang menjanjikan, memberikan harapan bagi pasar saham Indonesia untuk dapat terus menguat dan kembali ke level yang lebih baik di masa mendatang.
more stories
See more