Pasar
Rupiah Menguat di Tengah Optimisme Ekonomi Global
2024-10-30
Rupiah berhasil menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah rilis data ketenagakerjaan AS dan Eropa yang memberikan harapan bagi pasar. Penguatan rupiah ini terjadi di tengah perlambatan ekonomi global yang memicu ekspektasi kebijakan moneter yang lebih akomodatif.

Prospek Rupiah Semakin Cerah di Tengah Optimisme Ekonomi Global

Penguatan Rupiah Didorong Pelemahan Indeks Dolar AS

Rupiah ditutup menguat 0,41% ke posisi Rp15.690/US$ pada perdagangan Rabu (30/10/2024). Penguatan ini didorong oleh pelemahan indeks dolar AS yang turun 0,03% ke level 104,281. Indeks dolar AS yang lebih rendah membuat rupiah terapresiasi terhadap mata uang Paman Sam.Selain itu, rupiah juga terdorong oleh penurunan angka lowongan pekerjaan di AS serta antisipasi laporan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di zona Euro dan Amerika Serikat. Data JOLTS menunjukkan lowongan pekerjaan di AS turun ke level terendah dalam lebih dari tiga setengah tahun terakhir, menandakan adanya perlambatan di pasar tenaga kerja.Penurunan terbesar terjadi di wilayah Selatan yang terdampak badai, sementara sektor kesehatan, bantuan sosial, dan pemerintahan juga mencatat pengurangan posisi kosong. Hal ini meningkatkan harapan bahwa tekanan upah akan berkurang, memungkinkan The Fed untuk melanjutkan kebijakan suku bunga yang lebih akomodatif.

Sentimen Positif dari Zona Euro dan AS

Selain itu, sentimen positif juga datang dari Eropa. Data pertumbuhan ekonomi zona Euro yang akan dirilis diharapkan mencatat kenaikan menjadi 0,8% year-on-year (yoy) untuk kuartal III-2024, meningkat dari 0,6% yoy di kuartal sebelumnya.Proyeksi stabil untuk PDB AS di level 3% pada kuartal III juga turut memberikan sinyal optimisme bagi investor. Dengan berbagai sentimen positif ini, rupiah berhasil mencatatkan penguatan yang signifikan di penutupan sore, seiring meningkatnya minat investor terhadap aset-aset berisiko di tengah harapan stabilitas ekonomi di kedua kawasan.

Prospek Rupiah Semakin Cerah

Penguatan rupiah terhadap dolar AS ini menunjukkan prospek yang semakin cerah bagi mata uang Garuda. Berbagai indikator ekonomi global yang membaik, seperti penurunan lowongan pekerjaan di AS dan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di zona Euro, telah mendorong optimisme pasar terhadap prospek ekonomi.Hal ini juga membuka peluang bagi Bank Indonesia untuk melakukan kebijakan moneter yang lebih akomodatif, seperti penurunan suku bunga, guna mendukung pertumbuhan ekonomi domestik. Dengan kondisi ini, rupiah diperkirakan akan terus menguat dalam jangka pendek dan menengah, memberikan angin segar bagi perekonomian Indonesia.
more stories
See more