Pasar
Surplus Anggaran Operasional BI Diprediksi Tembus Rp 40 Triliun di 2024
2024-11-06
Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan mencatatkan surplus anggaran operasional tahunan sebesar Rp 40,24 triliun pada tahun 2024. Angka ini jauh lebih tinggi dari desain Anggaran Tahunan Bank Indonesia (ATBI) 2024 yang hanya sebesar Rp 9,67 triliun. Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa realisasi ini disebabkan oleh potensi penerimaan anggaran operasional yang mencapai Rp 58,59 triliun hingga akhir tahun, sementara pengeluaran operasional hanya Rp 18,35 triliun.

Prediksi Surplus Anggaran Operasional BI Tahun 2024

Potensi Penerimaan Anggaran Operasional

Prognosa untuk anggaran penerimaan BI jauh lebih tinggi dari desain ATBI 2024 yang hanya Rp 29,75 triliun. Potensi penerimaan anggaran operasional BI terdiri dari hasil pengelolaan aset valas yang diperkirakan mencapai Rp 58,48 triliun, lebih tinggi dari desain ATBI 2024 sebesar Rp 29,68 triliun. Selain itu, penerimaan dari kegiatan kelembagaan diproyeksikan sebesar Rp 8 miliar, lebih rendah dari ATBI 2024 yang sebesar Rp 11 miliar, dan penerimaan administrasi diperkirakan mencapai Rp 100 miliar, lebih tinggi dari desain ATBI 2024 yang hanya Rp 56 miliar.Potensi penerimaan anggaran operasional BI yang tinggi ini menunjukkan kemampuan bank sentral dalam mengelola aset-asetnya secara efektif dan efisien. Hal ini juga mencerminkan stabilitas ekonomi dan keuangan yang terjaga di Indonesia, sehingga BI dapat memaksimalkan hasil pengelolaan aset valas.

Proyeksi Pengeluaran Anggaran Operasional

Sementara itu, untuk pengeluaran anggaran operasional BI, prognosanya hanya Rp 18,35 triliun, lebih rendah dari desain ATBI 2024 yang mencapai Rp 20,07 triliun. Rincian pengeluaran tersebut terdiri dari pembayaran gaji dan penghasilan lainnya yang diperkirakan sebesar Rp 5,25 triliun, lebih rendah dari desain awal Rp 5,36 triliun.Selanjutnya, untuk manajemen sumber daya manusia diproyeksikan Rp 3,19 triliun, lebih rendah dari desain Rp 3,29 triliun. Untuk layanan sarana dan prasarana diperkirakan Rp 2,36 triliun, lebih rendah dari desain Rp 2,83 triliun. Sementara itu, untuk perumusan dan pelaksanaan kelembagaan diproyeksikan Rp 1,96 triliun, lebih rendah dari desain Rp 2,08 triliun.Adapula pengeluaran untuk operasionalisasi kebijakan utama yang diproyeksikan Rp 1,7 triliun, lebih rendah dari desain Rp 1,71 triliun. Untuk pemberdayaan UMKM, stabilisasi harga, dan akseptasi digital diproyeksikan Rp 598 miliar, lebih rendah dari desain Rp 643 miliar. Sementara itu, untuk pelaksanaan supervisi Bank Indonesia diproyeksikan Rp 49 miliar, lebih rendah dari desain Rp 50 miliar.Selain itu, untuk program sosial dan pemberdayaan masyarakat diproyeksikan Rp 685 miliar, lebih rendah dari desain Rp 989 miliar. Untuk pengeluaran pajak diproyeksikan Rp 2,53 triliun, lebih rendah dari desain Rp 2,61 triliun. Sementara itu, cadangan anggaran tak diadakan, berbeda dengan desain awal Rp 490 miliar.Secara keseluruhan, proyeksi pengeluaran anggaran operasional BI yang lebih rendah dari desain ATBI 2024 menunjukkan upaya bank sentral dalam mengelola anggaran secara efisien dan efektif. Hal ini akan berkontribusi pada surplus anggaran operasional yang diproyeksikan mencapai Rp 40 triliun pada tahun 2024.

Dampak Surplus Anggaran Operasional BI

Surplus anggaran operasional BI yang mencapai Rp 40 triliun pada tahun 2024 ini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Surplus ini dapat dimanfaatkan oleh BI untuk mendukung berbagai program dan kebijakan yang bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.Selain itu, surplus anggaran operasional BI juga dapat digunakan untuk memperkuat kapasitas kelembagaan dan infrastruktur bank sentral, sehingga dapat meningkatkan efektivitas dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Hal ini akan berdampak pada peningkatan kepercayaan masyarakat dan investor terhadap stabilitas ekonomi dan keuangan Indonesia.Dengan adanya surplus anggaran operasional yang signifikan, BI juga dapat mengalokasikan sumber daya yang lebih besar untuk mendukung program-program pemberdayaan masyarakat, pengembangan UMKM, serta akselerasi transformasi digital di Indonesia. Hal ini akan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan daya saing ekonomi nasional.Secara keseluruhan, surplus anggaran operasional BI yang diprediksi mencapai Rp 40 triliun pada tahun 2024 merupakan prestasi yang patut diapresiasi. Hal ini menunjukkan kemampuan bank sentral dalam mengelola anggaran secara efisien dan efektif, serta memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia dalam jangka panjang.
more stories
See more