Pasar
Transformasi Besar BUMN: Menuju Kekuatan Ekonomi Nasional yang Lebih Tangguh
2024-11-06
Mayoritas saham BUMN mengalami penurunan yang signifikan pada perdagangan sesi II Rabu (6/11/2024), di tengah rencana pemerintah untuk membentuk badan super holding BUMN, Daya Anagata Nusantara (Danantara), yang akan diluncurkan pada Kamis, 7 November 2024.

Rencana Pembentukan Danantara Guncang Pasar Saham BUMN

Ambruknya Saham Perbankan Himbara

Pada perdagangan sesi II hari ini, tiga saham perbankan Himbara (Bank Mandiri, BNI, dan BRI) mengalami penurunan yang cukup tajam. Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menjadi yang paling parah koreksinya, ambruk 4,69% ke posisi Rp 6.600/unit. Disusul oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang juga anjlok 4,63% ke Rp 5.150/unit. Sementara itu, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) juga terkoreksi 1,49% ke Rp 4.640/unit.Selain sektor perbankan, saham-saham BUMN lainnya juga mengalami penurunan, seperti PT Timah Tbk (TINS) yang anjlok 5,59% ke Rp 1.435/unit, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) yang turun 3,21% ke Rp 362/unit, dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang merosot 2,22% ke Rp 1.540/unit.

Rencana Pembentukan Super Holding BUMN Danantara

Ambruknya saham-saham BUMN ini terjadi di tengah rencana pemerintah untuk merampingkan jumlah perusahaan BUMN dan membentuk super holding BUMN, Daya Anagata Nusantara (Danantara). Danantara akan menaungi tujuh BUMN besar di Indonesia, yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, dan MIND ID.Presiden Prabowo Subianto akan meluncurkan lembaga Danantara beserta dengan besaran dana kelolaannya pada 7 November 2024 mendatang. Prabowo juga telah menunjuk Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2012-2017, Muliaman Darmansyah Hadad, sebagai Kepala Badan Pengelolaan Investasi Danantara untuk mengelola dana investasi di luar APBN melalui skema Sovereign Wealth Fund (SWF).

Transformasi dan Konsolidasi BUMN

Selain pembentukan Danantara, Kementerian BUMN juga terus berupaya melakukan transformasi, salah satunya dengan menggabungkan sejumlah bisnis perusahaan sejenis. Menteri BUMN, Erick Thohir, menyatakan bahwa selain menyatukan BUMN sektor karya, ia juga mengusulkan untuk melakukan hal yang sama pada sektor lainnya.Sebelumnya, Erick telah merampingkan 114 BUMN yang terdiri dari 24 klaster, menjadi 47 BUMN yang terdiri dari 12 klaster. Pada kepemimpinannya di Kementerian BUMN periode sekarang, Erick berencana untuk kembali merampingkan jumlah BUMN menjadi 30 entitas yang terdiri dari 11 klaster.

Regulasi dan Persiapan Danantara

Terkait regulasi Badan Pengelolaan Investasi Danantara, Muliaman Hadad menyatakan bahwa masih dalam tahap persiapan. Begitu juga dengan rencana revisi Undang-Undang BUMN yang masih dalam proses.Muliaman juga menegaskan bahwa tugas dan wewenang Badan Pengelolaan Investasi Danantara akan berbeda dengan Kementerian BUMN yang dipimpin oleh Erick Thohir. Namun, lembaga ini akan serupa dengan Sovereign Wealth Fund (SWF) yang sebelumnya telah didirikan oleh Pemerintah Indonesia, yaitu Indonesia Investment Authority (INA).Selain itu, Muliaman mengungkapkan bahwa nantinya akan ada konsolidasi aset sehingga entitas baru dapat didirikan. Pihaknya akan berdiskusi dengan kementerian terkait untuk mewujudkan lembaga ini. Muliaman juga menampik bahwa seluruh saham-saham yang dimiliki Kementerian BUMN akan dilepas ke badan baru yang dipimpinnya.
more stories
See more