Pasar
Video: Rupiah Tertekan Sentimen Pilpres AS, BI Harus Apa?
2024-11-04
Di tengah tren capital outflow yang dipengaruhi oleh sentimen Pilpres AS dan konflik di Timur Tengah, Head of Treasury & Financial Institution Bank Mega, Ralph Birger Poetiray, memberikan pandangannya mengenai posisi nilai tukar Rupiah saat ini. Birger melihat potensi penguatan maupun pelemahan Rupiah terhadap Dolar AS, tergantung pada hasil Pilpres AS yang akan datang.

Memprediksi Pergerakan Rupiah Berdasarkan Hasil Pilpres AS

Skenario Kemenangan Kamala Harris

Jika Kamala Harris terpilih menjadi Presiden AS, Birger memperkirakan Rupiah berpotensi menguat kembali ke level Rp15.300 per Dolar AS. Hal ini didasarkan pada pandangan pasar yang cenderung lebih optimistis terhadap kepemimpinan Harris, yang dianggap akan membawa stabilitas dan kebijakan yang lebih terprediksi.

Kemenangan Harris diyakini akan memberikan sentimen positif bagi pasar keuangan global, termasuk nilai tukar Rupiah. Investor cenderung lebih nyaman dengan kepemimpinan Harris yang dianggap lebih berpengalaman dan pragmatis dalam mengelola perekonomian AS. Hal ini dapat mendorong aliran modal kembali ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, sehingga memberikan tekanan penguatan pada Rupiah.

Skenario Kemenangan Donald Trump

Di sisi lain, jika Donald Trump terpilih kembali menjadi Presiden AS, Birger memperkirakan Rupiah berpotensi melemah hingga level Rp15.800 per Dolar AS. Hal ini didasarkan pada pandangan pasar yang cenderung lebih khawatir dengan kebijakan Trump yang dianggap lebih impulsif dan tidak terprediksi.

Kemenangan Trump dikhawatirkan akan membawa ketidakpastian yang lebih tinggi bagi pasar keuangan global, termasuk nilai tukar Rupiah. Investor cenderung lebih berhati-hati dalam menempatkan modal di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, sehingga dapat memberikan tekanan pelemahan pada Rupiah.

Upaya Pemerintah Menjaga Stabilitas Nilai Tukar

Terkait upaya pemerintahan Prabowo yang akan mendorong penempatan Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang lebih lama di dalam negeri, Birger belum melihat dampaknya yang signifikan dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah.

Menurut Birger, kebijakan tersebut memang dapat memberikan suntikan likuiditas bagi pasar valuta asing domestik, namun efeknya masih terbatas. Ia menilai bahwa faktor-faktor eksternal, seperti hasil Pilpres AS, tetap akan menjadi penentu utama dalam pergerakan nilai tukar Rupiah di masa mendatang.

Birger menekankan bahwa pemerintah perlu mempertimbangkan berbagai kebijakan lainnya, seperti intervensi di pasar valuta asing dan koordinasi dengan Bank Indonesia, untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah di tengah ketidakpastian global yang semakin tinggi.

more stories
See more