Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan mengenai gempa bumi yang terjadi di wilayah Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Guncangan dengan kekuatan 5,1 magnitudo ini tidak memiliki potensi untuk memicu tsunami. Meskipun demikian, dampak gempa tersebut dapat dirasakan hingga beberapa wilayah di Jawa Timur.
Dalam analisis lebih lanjut, kepala pusat gempabumi dan tsunami BMKG menyatakan bahwa pusat gempa berada di perairan sejauh 100 kilometer arah barat daya dari Gunung Kidul, pada kedalaman 73 kilometer. Gempa ini disebabkan oleh aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini terjadi karena pergerakan naik (thrust fault). Getaran gempa dapat dirasakan di berbagai daerah seperti Gunung Kidul, Bantul, Kulon Progo, Kota Yogyakarta, Sleman, Kebumen, dan Purworejo dengan intensitas III MMI, sementara di beberapa daerah lainnya, seperti Klaten, Pacitan, Karangkates, dan Trenggalek, getaran hanya dirasakan oleh beberapa orang dengan intensitas II MMI.
Penting bagi masyarakat untuk tetap tenang dan waspada. Meskipun gempa ini tidak berpotensi tsunami, kemungkinan adanya gempa susulan masih ada. BMKG terus memantau situasi dan memberikan informasi terkini kepada masyarakat untuk memastikan keselamatan dan ketahanan warga. Dengan begitu, kita dapat bersama-sama menjaga kewaspadaan dan meminimalisir risiko kerugian akibat gempa bumi.