Pasar
IHSG Mendapatkan Keuntungan, Kembali di Level 7.300-an
2024-12-04
Jakarta, CNBC Indonesia – Pada akhir perdagangan Rabu (4/12/2024), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menutup dengan kondisi cerah. Saat ini, IHSG berada pada posisi 7.326,76 setelah mengalami kenaikan sebesar 1,82%. Ini merupakan keberhasilan IHSG untuk kembali ke level psikologis 7.300 pada akhir perdagangan hari ini.

Investasi Saham: Kembali Ke Kesejahteraan

Sektor Bahan Baku yang Kencang

Dalam perdagangan saham, sektor bahan baku menjadi yang paling kuat dan menjadi penopang utama IHSG. Nilai peningkatan sektor bahan baku mencapai 3,39%, yang menunjukkan kepercayaan investor terhadap sektor ini. Ini menunjukkan bahwa sektor bahan baku memiliki potensi yang tinggi dan menjadi fokus investor saat ini.Para investor melihat potensi yang ada di sektor bahan baku. Sektor ini memiliki berbagai perusahaan yang beroperasi di bidang-bidang seperti pertambangan, pertanian, dan industri kimia. Dengan kondisi pasar yang baik saat ini, sektor bahan baku memiliki peluang untuk terus berkembang dan memberikan keuntungan bagi investor.

Saham Prajogo Pangestu yang Menyumbang

Dua emiten konglomerasi Prajogo Pangestu, yaitu PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), menjadi penopang terbesar IHSG. BREN mencapai 26,2 indeks poin, sedangkan TPIA mencapai 22,6 indeks poin. Ini menunjukkan kinerja yang baik dari kedua perusahaan tersebut dan menarik minat investor.PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) memiliki bisnis yang berfokus pada energi terbarukan. Dengan tren pertumbuhan energi terbarukan saat ini, perusahaan ini memiliki peluang untuk terus berkembang dan memberikan keuntungan bagi investor. PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), pada sisi lain, merupakan perusahaan yang beroperasi di bidang kimia. Dengan posisi yang kuat di pasar, perusahaan ini juga menjadi favorit investor.

Saham Bank Himbara yang Berperan

Tiga saham bank himbara raksasa, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), juga menjadi penopang IHSG. BBRI mencapai 16 indeks poin, BMRI mencapai 8,9 indeks poin, dan BBNI mencapai 6,2 indeks poin.PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) memiliki keunggulan dalam memberikan layanan keuangan kepada masyarakat. Dengan jaringan yang luas dan pelayanan yang baik, perusahaan ini memiliki banyak pelanggan dan menjadi salah satu saham yang populer di pasar. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) juga memiliki posisi yang kuat di pasar. Mereka memiliki keunggulan dalam manajemen keuangan dan memberikan solusi keuangan yang sesuai bagi pelanggan.IHSG kembali menunjukkan perkembangan yang positif di tengah masuknya kembali dana investor asing ke pasar saham RI mulai kemarin. Data pasar menunjukkan asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) atau foreign inflow sebesar Rp 2,08 triliun kemarin, dengan rincian sebesar Rp 797 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 1,28 triliun di pasar tunai dan negosiasi. Bahkan, besarnya modal asing masuk tersebut merupakan yang terbesar sejak 19 September 2024.Hal ini merupakan inflow pertama yang baik untuk pasar reguler maupun secara keseluruhan setelah outflow terjadi secara berturut-turut sejak 6 November 2024. Ini menunjukkan bahwa investor asing kembali tertarik dengan pasar saham RI dan memiliki kepercayaan pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia.IHSG juga bergairah di tengah sikap pasar yang menantikan pidato Ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell. Powell akan berpidato pada Kamis dini hari waktu Indonesia pukul 01.45 WIB. Investor menantikan sinyal mengenai arah kebijakan suku bunga The Fed setelah rilis notulen FOMC bulan lalu.Dalam notulen dari pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) November, pejabat The Fed menyampaikan bahwa inflasi sedang melambat dan pasar tenaga kerja tetap kuat, yang memungkinkan adanya pemotongan suku bunga lebih lanjut meskipun dilakukan secara bertahap.Ringkasan pertemuan tersebut memuat beberapa pernyataan yang menunjukkan bahwa para pejabat merasa nyaman dengan laju inflasi, meskipun menurut sebagian besar ukuran, inflasi masih berada di atas target 2% yang ditetapkan oleh The Fed. Dengan hal tersebut, dan dengan keyakinan bahwa situasi lapangan pekerjaan masih cukup solid, anggota FOMC menunjukkan bahwa kemungkinan pemotongan suku bunga lebih lanjut akan dilakukan, meskipun mereka tidak menentukan kapan dan seberapa besar.“Dalam membahas prospek kebijakan moneter, peserta memperkirakan bahwa jika data sesuai dengan harapan, dengan inflasi yang terus menurun secara berkelanjutan menuju 2% dan ekonomi tetap berada dekat dengan kondisi pekerjaan maksimum, maka kemungkinan besar akan tepat untuk bergerak secara bertahap menuju kebijakan yang lebih netral dari waktu ke waktu,” kata notulen tersebut.CNBC INDONESIA RESEARCH[email protected](chd/chd)Saksikan video di bawah ini:Video: IHSG Kembali Menguat, Balik ke Level 7.100-anNext ArticlePotret Euforia IHSG Kembali ke 7.300-an
More Stories
see more