Pasar
IHSG Menuju 7000, Saham Big Caps Terlihat Murah
2024-12-02
Jakarta, CNBC Indonesia – Pada saat ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah terkoreksi ke level 7000. Hal ini menyebabkan beberapa saham big caps kembali berada pada level harga terdiskon. Pada penutupan perdagangan Senin (2/12/2024), IHSG terkoreksi hampir 1% dan berada pada posisi 7046,74. Posisi ini sama dengan support yang merupakan titik terendah sejak 5 Agustus 2024 lalu. Jika posisi ini besok terus turun, IHSG masih memiliki peluang untuk melemah dan menguji support selanjutnya di 6715,21 yang merupakan low candle 19 Juni 2024.

Faktor-Faktor Penurunan IHSG

Faktor utama penurunan IHSG adalah derasnya alur keluar dana asing. Data sepekan terakhir November menunjukkan net sell asing mencapai Rp3,5 miliar. Penjualan saham perbankan big caps juga terus berlangsung, termasuk pada perdagangan hari ini, di mana saham big bank menjadi penekan IHSG paling berat. Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menyebabkan IHSG turun sampai 13,11 poin, diikuti oleh saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBR) dengan laggard 11,17 poin dan 10,13 poin. Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBRI) juga menjadi laggard sebesar 8,93 poin. Selain itu, saham big caps lainnya seperti PT Astra International Tbk (ASII), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) juga ikut menjadi penekan IHSG, masing-masing sebesar 7,52 poin, 4,58 poin, dan 2,66 poin.

Valuasi dan Peluang

Meskipun saham-saham big caps banyak terkoreksi, namun hal ini membuat valuasi kembali ke harga terdiskon. Ini sebenarnya menjadi peluang yang bagus. Ketika kondisi ekonomi nantinya sudah membaik dan perusahaan masih memiliki ketahanan internal yang kuat, maka harga saham saat ini menjadi peluang yang cukup langka untuk kita cicil beli sebagai investing. CNBC Indonesia melakukan screening terhadap beberapa emiten big caps yang dinilai menarik berdasarkan valuasi yang sudah mulai murah. Dari data di atas, jika berdasarkan price to earning ratio (PE), 16 emiten di atas sahamnya sudah dinilai lebih murah dari rata-rata PE selama lima tahun terakhir. Namun, untuk PBV, ada empat emiten yang harga masih mendekati fair value, yaitu saham BBCA, BMRI, BRIS, dan NISP.

Strategi Investasi

Kita tidak tahu sampai mana bottom market akan sampai, sehingga saham-saham big caps masih berpotensi bergerak volatil. Oleh karena itu, strategi cicil beli menjadi yang paling bijak dilakukan. Dengan cara ini, kita bisa average down dan antisipasi jika harga masih terus turun. Selain itu, perlu di combine dengan analisis teknikal lebih lanjut dan fundamental untuk mempertimbangkan posisi harga dan prospek bisnis perusahaan ke depan. Dengan demikian, keputusan pengambilan investasi akan lebih optimal dan menghasilkan return ke depan.CNBC INDONESIA RESEARCHSanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.(tsn/tsn)Saksikan video di bawah ini:Video: Awal Pekan, IHSG & Rupiah Kompak Hijau
More Stories
see more