Pasar
IHSG Tutup di Zona Merah, Emiten Perbankan Menekan
2024-12-05
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir perdagangan Kamis (5/12/2024) tertutup di zona merah. Kondisi ini terjadi di tengah sikap investor yang masih mencerna pernyataan ketua bank sentral AS terkait kebijakan suku bunga acuan. IHSG berakhir turun 0,18% dan berada di level psikologis 7.300.
Analisis Efek Ketua Bank Sentral AS pada IHSG
Sektor Keuangan sebagai Penekan Terbesar
Pada akhir perdagangan hari ini, sektor keuangan menjadi penekan terbesar IHSG, mencapai 0,92%. Beberapa emiten perbankan raksasa seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) juga memberikan beban pada IHSG. BMRI turun 18 indeks poin, BBRI sebesar 10,2 indeks poin, dan BBNI sebesar 4,7 indeks poin. Ini menunjukkan bahwa kondisi di sektor keuangan memiliki pengaruh signifikan pada indeks saham secara keseluruhan.Selain itu, adapula emiten telekomunikasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) juga membebani IHSG di sesi I, mencapai 8 indeks poin. Kondisi ini menunjukkan bahwa berbagai sektor dapat mempengaruhi IHSG secara berbeda.Respon Federal Reserve/The Fed terhadap Ekonomi AS
Ketua Federal Reserve/The Fed, Jerome Powell, menyatakan bahwa perekonomian AS saat ini lebih kuat daripada yang diperkirakan pada September lalu ketika mulai menurunkan suku bunga. Ia memberikan sinyal untuk lebih hati-hati dalam pemotongan suku bunga ke depan. "Ekonomi AS berada dalam kondisi yang sangat baik dan tidak ada alasan untuk itu tidak berlanjut. Risiko penurunan di pasar tenaga kerja tampaknya lebih kecil, pertumbuhan jelas lebih kuat dari yang kami duga, dan inflasi sedikit lebih tinggi," kata Powell.Sebelumnya pada Rabu kemarin, dua pejabat Federal Reserve lainnya, Presiden The Fed St. Louis Alberto Musalem dan Presiden The Fed Richmond Thomas Barkin, menyatakan bahwa mereka masih menunggu data sebelum memutuskan apakah suku bunga perlu diturunkan lagi. Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), yang merupakan ukuran utama inflasi AS, telah berjalan stagnan di kisaran 2,6%-2,8% sejak Mei, jauh di atas target 2% bank sentral.Data Ekonomi yang Beragam
Data ekonomi lainnya menunjukkan hasil yang beragam. Penjualan otomotif AS di November mencapai level tertinggi dalam lebih dari tiga tahun, menunjukkan konsumsi tetap kuat. Namun, survei bisnis utama menunjukkan beberapa pendinginan di sektor jasa, dengan kekhawatiran tentang tarif impor baru yang dapat meningkatkan harga.Powell menekankan bahwa keputusan kebijakan Federal Reserve/The Fed saat ini sepenuhnya didasarkan pada kondisi ekonomi saat ini, bukan pada kebijakan yang mungkin diterapkan di masa depan. Ini menunjukkan bahwa bank sentral sangat cermat dalam mengambil keputusan terkait kebijakan suku bunga berdasarkan kondisi aktual ekonomi.