Pasar
Rupiah Tetap Menguat, Dolar AS Menurun ke Level 15.855
2024-12-05
Jakarta, CNBC Indonesia - Pada akhir perdagangan Kamis (5/12/2024), nilai tukar rupiah terus mengalami kenaikan. Ini dipengaruhi oleh pelemahan dolar AS dan proyeksi ekonomi RI yang positif.
Penjelasan Pelemahan Dolar AS
Dari Amerika Serikat, indeks dolar AS mengalami pelemahan hingga 0,17% pada pukul 15.00 dan berada di posisi 106,14. Ketua The Fed Jerome Powell menunjukkan sikap hati-hati dalam mengambil kebijakan suku bunga. Meski ekonomi AS lebih kuat dari perkiraan awal, pemotongan suku bunga dilakukan secara bertahap untuk menjaga stabilitas ekonomi dan pasar tenaga kerja.Para ahli menganggap bahwa sikap ini memberikan angin segar bagi nilai tukar rupiah di Indonesia. Penguatan rupiah ini juga sejalan dengan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.Proyeksi Ekonomi Indonesia
Laporan Economic Outlook 2025 dari Permata Institute for Economic Research (PIER) memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh hingga 5,15% pada tahun 2025. Proyeksi ini didasarkan pada potensi peningkatan konsumsi rumah tangga, diversifikasi ekspor, dan aliran investasi langsung yang lebih kuat.Josua Pardede, Chief Economist Permata Bank, menyatakan bahwa prospek ini menjadi pijakan yang kokoh untuk menjaga keberlanjutan pertumbuhan ekonomi, meski masih ada tantangan global. Inflasi Indonesia pada 2025 diperkirakan tetap terkendali di angka 3,12%, meski terdapat tekanan dari kenaikan tarif PPN dan cukai.Persebaran Nilai Tukar Rupiah
Melansir data Refinitiv, pada penutupan perdagangan hari ini (5/12/2024), rupiah tumbuh hingga 0,44% dan berada di level Rp15.855/US$. Sepanjang hari, nilai tukar rupiah berfluktuasi di rentang Rp15.920/US$ hingga Rp15.854/US$.Adapun nilai tukar rupiah diproyeksikan bergerak di kisaran Rp15.200-Rp15.700/US$ pada tahun depan. Ini sejalan dengan meningkatnya arus investasi langsung dan portofolio, serta kebijakan suku bunga rendah yang diprediksi akan diterapkan oleh Bank Indonesia dan The Federal Reserve.Dalam beberapa waktu mendatang, nilai tukar rupiah diperkirakan memiliki momentum positif selama sentimen pasar tetap berpihak pada aset-aset di negara berkembang.