Pasar
Indeks Harga Saham Gabungan Terus Melemah, Rupiah Tertekan
2024-11-15
Pasar saham Indonesia kembali mengalami penurunan pada pembukaan perdagangan Jumat (15/11), dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,01% ke level 7.213. Sementara itu, nilai tukar Rupiah juga melemah 0,44% terhadap Dolar AS, berada di posisi Rp15.920 per Dolar AS.

Ketidakpastian Ekonomi Global Membayangi Pergerakan Pasar Domestik

Sentimen Eksternal Membayangi Pasar Saham

Perlambatan ekonomi global dan ketegangan perdagangan internasional terus menjadi faktor utama yang membayangi pergerakan pasar saham domestik. Ketidakpastian mengenai prospek perekonomian dunia, terutama di tengah perang dagang antara Amerika Serikat dan China, telah menyebabkan investor bersikap lebih hati-hati dalam berinvestasi. Hal ini tercermin dari kecenderungan investor untuk mengalihkan dananya ke aset-aset yang dianggap lebih aman, seperti obligasi pemerintah.Selain itu, prospek kenaikan suku bunga The Fed yang masih menjadi perhatian pasar juga turut memberikan tekanan pada pasar saham Indonesia. Kenaikan suku bunga acuan di Amerika Serikat dapat menyebabkan aliran modal asing keluar dari pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, sehingga berdampak pada pelemahan IHSG.

Pelemahan Rupiah Memicu Kekhawatiran Investor

Pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS juga menjadi perhatian bagi investor. Ketika Rupiah melemah, biaya impor barang-barang dan jasa akan meningkat, sehingga dapat memberikan tekanan pada marjin laba perusahaan-perusahaan di Indonesia. Hal ini dapat berdampak pada kinerja saham-saham di Bursa Efek Indonesia.Selain itu, pelemahan Rupiah juga dapat meningkatkan beban utang luar negeri perusahaan, terutama bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki pinjaman dalam mata uang Dolar AS. Hal ini dapat menyebabkan kekhawatiran investor terhadap prospek kinerja keuangan perusahaan-perusahaan tersebut.

Investor Menunggu Sinyal Positif dari Pemerintah

Untuk mengatasi tekanan yang dihadapi pasar saham dan nilai tukar Rupiah, investor berharap adanya langkah-langkah kebijakan yang diambil oleh pemerintah dan otoritas moneter. Kebijakan-kebijakan tersebut dapat berupa intervensi di pasar valuta asing, pelonggaran kebijakan moneter, atau insentif fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.Investor juga mengharapkan adanya perkembangan positif dalam negosiasi perdagangan antara AS dan China, yang dapat mengurangi ketidakpastian global dan mendorong aliran modal asing kembali ke pasar saham Indonesia. Sinyal-sinyal positif dari pemerintah dan otoritas terkait akan menjadi faktor penting dalam memulihkan sentimen investor di pasar domestik.
More Stories
see more