Gaya Hidup
Jangan Anggap Remeh, Begini Bahaya Darah Tinggi pada Wanita Hamil
2024-09-17

Waspada Hipertensi Saat Hamil, Bahayanya Bisa Fatal Bagi Ibu dan Bayi

Kehamilan adalah masa yang penuh kebahagiaan, namun juga tidak luput dari berbagai risiko kesehatan. Salah satu kondisi yang perlu diwaspadai adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat membahayakan kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Oleh karena itu, pemahaman yang baik mengenai hipertensi saat hamil serta langkah-langkah penanganannya menjadi sangat penting.

Kenali Penyebab dan Gejala Hipertensi Saat Hamil

Penyebab Hipertensi Saat Hamil

Hipertensi pada ibu hamil pada dasarnya memiliki penyebab yang tidak jauh berbeda dengan kondisi hipertensi pada umumnya. Kondisi ini dipicu oleh peningkatan tekanan aliran darah yang dipompa oleh jantung, sehingga menyebabkan kerusakan pada dinding arteri di pembuluh darah. Selama kehamilan, perubahan hormonal dan fisiologis tubuh ibu dapat memicu terjadinya peningkatan tekanan darah.

Gejala Hipertensi Saat Hamil

Selain peningkatan tekanan darah, hipertensi pada ibu hamil juga dapat disertai dengan beberapa gejala lain, seperti pembengkakan tungkai, penurunan produksi air seni, peningkatan berat badan secara signifikan dan mendadak, penglihatan kabur, mual dan muntah, nyeri ulu hati atau sekitar perut, peningkatan kadar protein dalam urin, serta perubahan fungsi ginjal dan hati.

Bahaya Hipertensi Bagi Ibu Hamil dan Janin

Hipertensi yang tidak terkontrol selama kehamilan dapat membawa dampak berbahaya, baik bagi ibu maupun janin yang dikandung. Beberapa risiko yang dapat terjadi antara lain:1. Pertumbuhan janin terhambat: Saat aliran darah ke plasenta berkurang, janin tidak mendapat cukup oksigen dan nutrisi, sehingga dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat dan berat badan lahir rendah.2. Kelahiran prematur: Jika kondisi hipertensi semakin memburuk, dokter akan menyarankan kelahiran bayi secara prematur melalui induksi atau operasi caesar untuk mencegah eklamsia dan komplikasi lainnya.3. Solusio plasenta: Kondisi ini terjadi ketika plasenta terpisah dari dinding rahim sebelum proses persalinan, yang dapat menyebabkan kerusakan plasenta dan perdarahan hebat.4. Komplikasi kardiovaskular: Preeklamsia, salah satu bentuk hipertensi dalam kehamilan, dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular setelah melahirkan, seperti penyakit jantung dan stroke. Risiko ini akan lebih tinggi jika ibu melahirkan secara prematur.Selain itu, hipertensi dalam kehamilan yang tidak terkontrol juga dapat menyebabkan kerusakan pada organ tubuh lainnya, seperti otak, paru-paru, ginjal, dan hati. Dalam kasus yang parah, kondisi ini dapat mengancam nyawa ibu dan bayi.

Deteksi Dini dan Penanganan Hipertensi Saat Hamil

Pemeriksaan kehamilan secara teratur merupakan kunci untuk mendeteksi secara dini tanda-tanda hipertensi dalam kehamilan, serta komplikasi kehamilan lainnya. Selain pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan urin juga menjadi bagian penting dari pemantauan kesehatan ibu hamil.Untuk mengatasi hipertensi saat hamil, ibu hamil disarankan untuk menerapkan gaya hidup sehat, seperti berolahraga secara rutin, mengonsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup, dan mengelola stres dengan baik. Hindari pula konsumsi makanan tinggi kalori, minuman beralkohol, serta obat-obatan yang dapat memicu peningkatan tekanan darah.Dalam kasus hipertensi yang lebih berat, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan antihipertensi yang aman untuk ibu hamil. Namun, pengobatan harus dilakukan dengan pengawasan ketat untuk memastikan keselamatan ibu dan janin.Dengan pemahaman yang baik mengenai hipertensi saat hamil serta langkah-langkah penanganannya, diharapkan ibu hamil dapat melalui masa kehamilan dengan aman dan sehat, serta melahirkan bayi yang sehat pula.
More Stories
see more