Berita
Kisah Sedih Bocah Nias Selatan yang Menjadi Korban Penyiksaan
2025-02-01

Bocah perempuan berusia 10 tahun di Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, telah menjadi korban penyiksaan oleh anggota keluarganya sendiri. Kisah pilunya terungkap setelah warga mengunggah informasi tersebut di media sosial. Ayah dan ibunya meninggalkannya sejak usia tiga tahun untuk merantau, dan sejak itu dia mengalami berbagai bentuk penganiayaan dari kakek, nenek, tante, dan pamannya. Tante berinisial D telah ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan penganiayaan, dengan motif utama adalah kesal karena handphone-nya dipinjam oleh korban. Meskipun kasus ini mendapat perhatian publik, keberadaan orang tuanya masih belum diketahui.

Penyiksaan yang Terbongkar Berkat Media Sosial

Bocah perempuan NN telah lama mengalami perlakuan tidak manusiawi dari anggota keluarganya sendiri. Penderitaannya baru terungkap ketika seorang warga membagikan ceritanya di platform media sosial pada awal tahun 2025. Informasi tersebut menyebar luas dan menarik perhatian masyarakat luas. Sebelumnya, NN hidup dalam lingkungan yang penuh dengan ancaman dan ketidakpastian. Kakek, nenek, tante, dan pamannya diduga telah menyiksa NN selama bertahun-tahun, termasuk memberikan pekerjaan rumah yang berat dan mengakibatkan kakinya bengkok.

Sejak ayah dan ibunya pergi merantau saat NN berusia tiga tahun, dia tinggal bersama anggota keluarga lainnya. Perlakuan buruk dimulai sejak saat itu. Walaupun orang tua NN sudah lama bercerai dan mencari nasib di tempat lain, mereka tidak memberikan dukungan atau perlindungan kepada anaknya. Pekerjaan rumah yang berlebihan dan siksaan fisik membuat NN mengalami trauma yang mendalam. Keadaan ini berlanjut hingga akhirnya kisahnya terungkap melalui unggahan di media sosial, yang kemudian mendapatkan perhatian luas dari masyarakat.

Penganiayaan yang Dilakukan oleh Anggota Keluarga Sendiri

Selain kakek dan nenek, tante berinisial D juga telah ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan penganiayaan terhadap NN. Motif utama penganiayaan ini disebabkan oleh kesalahan sepele seperti peminjaman handphone. Dalam insiden tersebut, tante D mencubit paha kanan atas NN hingga mengakibatkan luka lebam. Hal ini menunjukkan betapa rendahnya tingkat empati dan tanggung jawab yang dimiliki oleh anggota keluarga tersebut. Situasi ini semakin memperburuk kondisi psikologis dan fisik NN.

Kaki NN yang bengkok awalnya diduga sebagai akibat dari penganiayaan, namun hasil pemeriksaan medis menunjukkan bahwa kondisi tersebut merupakan kelainan bawaan lahir. Meskipun demikian, penganiayaan yang dialaminya tetap tidak dapat dibenarkan. Hingga kini, keberadaan orang tua NN masih belum diketahui, sehingga dia harus menghadapi situasi sulit ini tanpa dukungan langsung dari orang tuanya. Kasus ini telah menarik perhatian luas dan menjadi sorotan publik, yang berharap agar ada tindakan nyata untuk melindungi hak-hak anak-anak yang rentan seperti NN.

More Stories
see more