Pasar
Kondisi Ekonomi AS Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah
2025-01-08

Nilai tukar rupiah mengalami penurunan seiring dengan penguatan data tenaga kerja AS dan antisipasi rilis data ekonomi penting lainnya. Pada hari Rabu, 8 Januari 2025, rupiah dibuka melemah 0,09% di level Rp16.140 per dolar AS. Indeks dolar AS/DXY juga menguat 0,08% pada pagi hari tersebut. Data tenaga kerja AS yang kuat, termasuk laporan JOLTs Job Opening November, menunjukkan bahwa ekonomi AS masih stabil meskipun inflasi mulai meningkat. Pelaku pasar juga menantikan rilis klaim pengangguran dan laporan penggajian swasta dari ADP Research Institute.

Penguatan Data Tenaga Kerja AS Mempengaruhi Pasar Mata Uang

Data tenaga kerja AS yang kuat telah mempengaruhi nilai tukar mata uang global, termasuk rupiah. Rupiah dibuka melemah 0,09% di level Rp16.140 per dolar AS pada Rabu, 8 Januari 2025. Ini berbeda dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang menguat 0,04%. Indeks dolar AS/DXY juga naik 0,08% menjadi 108,63 pada pagi hari tersebut. Kekuatan pasar tenaga kerja AS mencerminkan kondisi ekonomi yang baik, meskipun laju inflasi mulai mengetat beberapa bulan terakhir. Hal ini dapat mempengaruhi kebijakan the Fed dalam menurunkan suku bunga.

Data tenaga kerja AS yang dirilis kemarin menunjukkan peningkatan jumlah lowongan pekerjaan hingga 8,09 juta pada November, lebih tinggi dari ekspektasi sebanyak 7,7 juta. Selain itu, Job Quits per November juga lebih baik dari perkiraan, dengan bertambah 3,06 juta, meskipun lebih sedikit dari prediksi sebanyak 3,31 juta. Kekuatan pasar tenaga kerja AS menunjukkan bahwa ekonomi AS masih dalam kondisi yang baik, meskipun ada tekanan inflasi. Ini bisa menjadi pertimbangan bagi the Fed untuk lebih berhati-hati dalam menurunkan suku bunga. Di sisi lain, pelaku pasar juga menantikan rilis klaim pengangguran dan laporan penggajian swasta dari ADP Research Institute. Laporan ini akan memberikan gambaran awal tentang kondisi pasar tenaga kerja AS.

Antisipasi Data Ekonomi AS dan Dampaknya Terhadap Rupiah

Selain data tenaga kerja, pelaku pasar juga menunggu sejumlah data ekonomi AS lainnya yang akan dirilis minggu ini. Data-data ini diperkirakan akan memberikan dampak signifikan terhadap nilai tukar rupiah. ADP Employment Rate diperkirakan akan menunjukkan pertambahan 130.000 pekerjaan pada Desember. Laporan ini akan menjadi indikator awal sebelum rilis laporan pekerjaan atau Non Farm Payroll (NFP) periode Desember dari Biro Statistik Tenaga Kerja, yang diharapkan akan dirilis pada Jumat. Data tersebut akan mencakup informasi tentang NFP dan tingkat pengangguran di AS.

Data ekonomi AS yang dirilis kemarin juga memberikan sentimen negatif bagi rupiah. Defisit neraca dagang AS periode November 2024 melebar lebih banyak dari perkiraan menjadi US$ 78,2 miliar. Di tengah sentimen negatif ini, Bank Indonesia (BI) akan merilis data cadangan devisa (cadev) yang diperkirakan akan mengalami kenaikan menjadi US$152 miliar dari bulan sebelumnya sebesar US$ 150,2 miliar. Data cadangan devisa ini akan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kepercayaan pasar terhadap stabilitas ekonomi Indonesia. Dengan demikian, rilis data ekonomi AS dan BI akan menjadi fokus utama pelaku pasar dalam waktu dekat.

More Stories
see more