Berita
Kontroversi Busana Kate Middleton dalam Peringatan Holocaust
2025-01-31

Pada sebuah acara penting yang dihadiri oleh Putri Wales, Kate Middleton, penampilannya menarik perhatian luas. Selain pakaian elegan dan tas mewah seharga 4.000 Pounds, aksesori lainnya memicu kontroversi. Merek fashion yang dipilihnya memiliki sejarah yang rumit terkait dengan era Nazi Jerman. Reaksi publik terbagi antara kritik dan dukungan, mengangkat diskusi tentang sensitivitas sejarah dalam pilihan busana.

Penampilan Elegan yang Menyimpan Kontroversi

Kate Middleton tampil dengan gaya yang cermat dipertimbangkan untuk menghormati acara tersebut. Dia memadukan celana hitam Roland Mouret, sweater kashmir Boden, dan mantel Catherine Walker. Penampilannya tampak anggun, namun pilihan tas Chanel Mini Flap senilai 80 juta rupiah menjadi sorotan utama. Tas ini bukan hanya mahal tetapi juga memiliki latar belakang sejarah yang kompleks.

Merek Chanel telah menjadi simbol fesyen mewah selama bertahun-tahun. Namun, sejarahnya tidak bebas dari kontroversi. Di masa lalu, merek ini dikaitkan dengan rezim Nazi Jerman. Hal ini membuat beberapa penggemar merasa bahwa pemilihan tas Chanel untuk acara peringatan Holocaust kurang tepat. Seorang netizen bahkan menyebut keputusan Kate sebagai "kurang kesadaran diri". Di sisi lain, ada yang membela pilihannya, mengingat Chanel saat ini dimiliki oleh keluarga Yahudi.

Sejarah Rumit Chanel dan Reaksi Publik

Berita penampilan Kate Middleton menciptakan berbagai respons di media sosial. Beberapa orang mempertanyakan apakah pilihan tas Chanel sesuai dengan konteks acara tersebut. Sejarah Chanel yang rumit menjadi bahan diskusi panjang. Meskipun merek ini dikenal luas sebagai simbol kemewahan, latar belakangnya tidak lepas dari kontroversi masa lalu.

Coco Chanel, pendiri merek ini, pernah mencoba merebut kembali kendali Parfums Chanel menggunakan hukum Nazi. Pada tahun 1924, Pierre Wertheimer mengambil 70 persen saham perusahaan, meninggalkan Coco Chanel dengan hanya 10 persen. Dalam upayanya merebut kembali kontrol, Coco Chanel menggunakan hukum Nazi untuk mencoba mendapatkan kembali hak-haknya. Sejak itu, Chanel telah berkembang menjadi merek global yang dimiliki oleh keluarga Yahudi. Banyak yang berpendapat bahwa sejarah ini harus dipertimbangkan dalam konteks pemilihan busana untuk acara penting seperti peringatan Holocaust.

More Stories
see more