Pasar
Optimisme Ekonomi Mendorong Penguatan Rupiah di Awal 2025
2025-01-03
Berita terbaru menunjukkan bahwa mata uang rupiah menguat tipis hingga 0,03% pada penutupan perdagangan akhir pekan Jumat (03/01/2025). Pergerakan ini didukung oleh sentimen positif terhadap stabilitas inflasi dan harapan pemulihan ekonomi yang lebih baik di tahun 2025. Meski masih berfluktuasi, penguatan rupiah memberikan tanda optimisme bagi pelaku pasar.

Penguatan Rupiah Menjadi Sinyal Optimisme Ekonomi Indonesia

Dengan Indeks Dolar AS (DXY) yang melemah sebesar 0,28%, nilai tukar rupiah mendapat dorongan positif. Selama beberapa bulan terakhir, Indonesia telah mencatat stabilitas inflasi yang solid, meskipun tingkat inflasi tahunan Desember 2024 hanya mencapai 1,57%. Investor menyambut baik kondisi ini sebagai indikasi bahwa tekanan inflasi dalam negeri dapat terkendali dengan baik. Stabilitas harga ini menjadi landasan penting untuk pemulihan ekonomi yang lebih luas.

Melihat Dampak Deflasi dan Langkah-langkah Kebijakan

Periode deflasi yang berlangsung selama lima bulan berturut-turut dari Mei hingga September 2024 mempengaruhi rendahnya inflasi tahunan. Namun, Fithra Faisal Hastiadi, Ph.D., Senior Economist SSI Research, menekankan bahwa situasi ini memberikan ruang bagi pemerintah dan Bank Indonesia untuk menerapkan kebijakan yang lebih akomodatif. "Rendahnya inflasi mencerminkan terkendalinya harga bahan pangan dan energi, yang memberikan daya dukung tambahan terhadap penguatan rupiah," jelas Fithra.

Situasi ini juga menciptakan kesempatan bagi otoritas untuk mengambil langkah fiskal yang lebih agresif guna meningkatkan konsumsi dan menciptakan lapangan kerja. Hal ini sangat penting, mengingat penurunan jumlah pekerja dan daya beli masyarakat yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun tantangan masih ada, penguatan rupiah hari ini menunjukkan respons positif pasar terhadap ekspektasi tersebut.

Stabilitas Harga Mendukung Pemulihan Ekonomi

Ketidakpastian global tidak menghalangi perekonomian Indonesia untuk tetap stabil. Data dari Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa sebanyak 80.000 pekerja terkena PHK sepanjang 2024, yang berdampak pada penurunan konsumsi domestik. Penurunan kelas menengah dari 57,33 juta jiwa pada 2019 menjadi 48,27 juta jiwa pada 2023 juga mempengaruhi daya beli secara signifikan. Namun, stabilitas harga yang terjaga menjadi landasan penting untuk pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Menyusul stabilitas harga dan sentimen pasar yang positif, penguatan rupiah di awal tahun 2025 menjadi sinyal optimisme bahwa perekonomian Indonesia mampu melewati tantangan global dan domestik dengan langkah yang lebih solid. Ini bukan hanya merupakan pertanda baik bagi investor, tetapi juga bagi masyarakat luas yang berharap adanya perbaikan ekonomi yang berkelanjutan.

More Stories
see more