Pasar
Rupiah Menghadapi Tekanan Berat: Pentingnya Mitigasi Risiko Kurs
2025-01-03

Pada awal tahun 2025, mata uang rupiah menghadapi tekanan yang signifikan setelah bergerak di level baru yang tinggi. Para pemegang utang dalam bentuk dolar AS disarankan untuk mempertimbangkan langkah-langkah mitigasi risiko melalui lindung nilai atau hedging. Direktur Utama Dana Pensiun BI Iuran Pasti (DAPENBI IP), Nanang Hendarsah, menekankan pentingnya persiapan terhadap fluktuasi kurs yang semakin tidak pasti. Dia mengingatkan bahwa situasi ini mirip dengan masa perang dagang antara Amerika Serikat dan China pada tahun 2018, namun kali ini dimulai dari level yang lebih tinggi. Dengan nilai tukar yang mencapai Rp 16.200 per dolar AS, pihak-pihak yang memiliki banyak kewajiban dalam dolar AS harus lebih waspada dan proaktif dalam mengelola risiko.

Langkah-langkah Proaktif dalam Mengelola Risiko Kurs

Dalam musim ekonomi yang penuh ketidakpastian, para pelaku pasar keuangan di Indonesia harus siap menghadapi potensi penurunan nilai rupiah. Menurut Nanang Hendarsah, Direktur Utama Dana Pensiun BI Iuran Pasti, kondisi saat ini sangat rentan karena nilai tukar rupiah terhadap dolar AS telah mencapai level di atas Rp 16.000. Situasi ini muncul tengah kekhawatiran pasar merespons kebijakan Presiden Donald Trump yang dipilih kembali. "Kita mulai dari level Rp 16.000, hari ini mencapai Rp 16.200. Ini menunjukkan bahwa kita harus bekerja lebih keras," kata Nanang dalam program Money Talk CNBC Indonesia pada Jumat, 3 Januari 2025.

Nanang menyarankan bahwa korporasi dan individu yang memiliki kewajiban dalam dolar AS harus segera melakukan lindung nilai atau hedging. Langkah ini ibarat membeli asuransi untuk menghindari kerugian besar jika nilai tukar dolar AS terus meningkat. Hedging dapat dilakukan dengan cara membeli surat berharga yang risikonya rendah, seperti Surat Berharga Negara (SBN). "SBN memiliki risiko default yang sangat kecil, sehingga menjadi pilihan yang aman," jelas Nanang.

Situasi ini diperburuk oleh kebijakan Donald Trump yang cenderung kontra produktif bagi ekonomi global selama masa jabatan pertamanya. Dengan periode lima tahun ke depan masih panjang, penting bagi pelaku ekonomi untuk mempersiapkan diri agar tidak tertekan oleh fluktuasi kurs yang tidak terduga.

Dari perspektif seorang jurnalis, pesan utama dari informasi ini adalah pentingnya mitigasi risiko dalam dunia bisnis dan keuangan. Dengan langkah-langkah proaktif seperti hedging, pelaku pasar dapat mengurangi dampak negatif dari fluktuasi mata uang dan menjaga stabilitas keuangan mereka di tengah ketidakpastian ekonomi global. Hal ini juga mengingatkan kita akan pentingnya persiapan dan antisipasi dalam menghadapi tantangan ekonomi yang seringkali sulit diprediksi.

More Stories
see more