Di awal tahun 2025, nilai tukar rupiah menghadapi tekanan yang signifikan, dengan kurs mencapai level di atas Rp 16.100 per dolar AS. Kondisi ini dipicu oleh ketidakpastian politik di Amerika Serikat, khususnya kebijakan yang akan dijalankan oleh Presiden terpilih Donald Trump. Para analis menyatakan bahwa gejolak ini telah menyebabkan semua prediksi awal tahun meleset, baik dari analis global maupun domestik. Selain itu, indeks saham dan yield obligasi juga mengalami fluktuasi yang cukup besar.
Dalam beberapa bulan terakhir, kondisi pasar keuangan dunia menjadi sangat dinamis. Di Jakarta, Direktur Utama Dana Pensiun BI Iuran Pasti (DAPENBI IP), Nanang Hendarsah, menyoroti bahwa tekanan ekonomi mulai dirasakan sejak September 2024. Situasi ini semakin memburuk akibat ketidakpastian politik di Amerika Serikat, terutama setelah pemilihan ulang Donald Trump sebagai presiden.
Imbal hasil obligasi AS, seperti US Treasury Bond 10 tahun, naik dari 3,88% menjadi 4,53%. Indeks dolar AS (DXY) juga melonjak dari 101 ke 108,5. Akibatnya, yield obligasi SBN 10 tahun Indonesia berpotensi meningkat hingga 6,4%, sementara indeks harga saham gabungan (IHSG) turun dari 7.270 menjadi 7.079. Kurs rupiah sendiri melambung dari Rp 15.390 ke Rp 16.100.
Nanang menjelaskan bahwa empat kebijakan utama Trump—termasuk kebijakan perdagangan restriktif, fiskal longgar, deregulasi pertambangan, dan imigrasi—akan membawa perubahan signifikan bagi ekonomi global. Kebijakan tarif dan imigrasi menjadi faktor yang paling perlu diwaspadai karena dapat mengganggu rantai pasok global dan memicu inflasi.
Menyikapi situasi ini, Nanang menekankan perlunya kehati-hatian dalam investasi di tahun 2025. Volatilitas pasar diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, dan dampak nyata dari kebijakan Trump baru akan terlihat setelah ia resmi menjabat pada 20 Januari 2025.
Dari perspektif seorang jurnalis, laporan ini menunjukkan betapa pentingnya untuk tetap waspada terhadap perubahan kebijakan politik di negara-negara maju, khususnya AS, yang memiliki pengaruh besar terhadap ekonomi global. Investor dan pelaku pasar harus mempersiapkan diri dengan strategi yang lebih hati-hati dan adaptif untuk menghadapi tantangan ekonomi yang mungkin datang.