Indeks saham di beberapa negara Asia mengalami kenaikan pada perdagangan awal pekan ini. Di Jepang, pasar saham membuka lebih tinggi dengan indeks utama menunjukkan pertumbuhan signifikan. Indeks Nikkei 225 melonjak sebesar 0,55%, sementara indeks Topix mencapai peningkatan hingga 0,92%. Selain itu, futures Hang Seng Hong Kong diperdagangkan di level yang lebih tinggi dibandingkan dengan penutupan terakhirnya.
Berbeda dengan Jepang dan Hong Kong, pasar saham di Australia, Taiwan, dan Korea Selatan tutup karena hari libur. Di tengah situasi ini, pemerintah China telah memperkenalkan serangkaian inisiatif baru untuk mendukung pasar modal. Komisi Regulasi Sekuritas Tiongkok (CSRC) berencana untuk mendorong pertumbuhan produk investasi indeks, termasuk ETF ekuitas dan obligasi. Langkah ini bertujuan untuk memberikan dorongan kepada pasar saham yang sedang mengalami kesulitan.
Data ekonomi penting dari China juga menjadi fokus perhatian. Nantinya, Badan Statistik China akan merilis survei kinerja manufaktur atau PMI Manufaktur untuk bulan Januari. Analis memperkirakan bahwa PMI Manufaktur China akan tetap stabil di angka 50,1, menunjukkan kondisi ekspansi. Meskipun ada tantangan dalam pesanan asing dan tingkat pekerjaan, aktivitas pabrik di China masih menunjukkan tanda-tanda positif setelah serangkaian dukungan dari pemerintah.
Langkah-langkah ini mencerminkan upaya pemerintah China untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung pertumbuhan industri. Dengan adanya inisiatif baru dan data ekonomi yang positif, harapan untuk masa depan pasar saham Asia tetap optimis. Inisiatif tersebut tidak hanya mendukung sektor keuangan domestik, tetapi juga memberikan kepercayaan kepada investor internasional.