Pasar
Pelemahan Rupiah Menghadapi Kekuatan Ekonomi AS
2025-01-08

Dalam laporan terbaru, mata uang rupiah mengalami penurunan signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah kekuatan ekonomi AS yang masih menjanjikan. Laporan ini mencakup berbagai data penting dari AS dan respons pasar Indonesia terhadap situasi tersebut.

Pelembutan Rupiah Ditengah Kekuatan Ekonomi AS

Pada Rabu, 8 Januari 2025, mata uang rupiah ditutup melemah sebesar 0,4% di angka Rp16.190 per dolar AS. Hal ini berbeda dengan hari sebelumnya yang mengalami penguatan sebesar 0,04%. Indeks dolar AS juga naik menjadi 108,76 pada pukul 15:01 WIB, meningkat dari posisi sebelumnya di 108,54.

Data tenaga kerja AS yang dirilis telah memperlihatkan kenaikan signifikan, termasuk JOLTs Job Opening yang bertambah hingga 8,09 juta, melampaui ekspektasi sebanyak 7,7 juta. Selain itu, Job Quits per November juga lebih baik dari perkiraan, dengan kenaikan sebesar 3,06 juta dibandingkan perkiraan 3,31 juta. Ini menunjukkan bahwa ekonomi AS tetap kuat meskipun inflasi mulai mengetat beberapa bulan terakhir.

Minggu ini, para pelaku pasar menantikan rilis data lainnya seperti klaim pengangguran dan laporan penggajian swasta dari ADP Research Institute. Data ini akan memberikan gambaran awal tentang kondisi Non Farm Payroll (NFP) dan tingkat pengangguran di AS. Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) melaporkan peningkatan cadangan devisa yang signifikan menjadi US$155,7 miliar pada Desember 2024, naik dari US$150,2 miliar pada November 2024.

Berbagai faktor ini menciptakan tekanan terhadap rupiah, namun BI tetap optimistis dengan peningkatan cadangan devisa yang dapat membantu stabilitas ekonomi nasional.

Sebagai pembaca, laporan ini memberikan pemahaman mendalam tentang dinamika ekonomi global dan dampaknya terhadap nilai tukar mata uang. Meskipun rupiah mengalami pelemahan, langkah-langkah yang diambil oleh Bank Indonesia menunjukkan komitmen untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional. Ini menggarisbawahi pentingnya kebijakan moneter yang kuat dalam menghadapi tantangan ekonomi global.

More Stories
see more