Pada akhir tahun 2024, cadangan devisa Indonesia mengalami peningkatan signifikan dari US$ 150,2 miliar menjadi US$ 155,7 miliar. Kenaikan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi, termasuk penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor dan berada di atas standar kecukupan internasional. Bank Indonesia menilai bahwa cadangan devisa ini mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga stabilitas makroekonomi serta sistem keuangan.
Penambahan cadangan devisa pada Desember 2024 didorong oleh beberapa faktor penting. Pertama, adanya penerimaan pajak dan jasa yang meningkat. Selain itu, penarikan pinjaman luar negeri oleh pemerintah juga berkontribusi besar. Faktor lainnya adalah penerimaan devisa dari sektor migas. Semua ini terjadi dalam konteks upaya stabilisasi nilai tukar Rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.
Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain bersumber dari berbagai aspek ekonomi yang kuat. Penerimaan pajak dan jasa yang lebih tinggi menunjukkan aktivitas ekonomi yang positif. Penarikan pinjaman luar negeri oleh pemerintah membantu memperkuat likuiditas negara. Penerimaan devisa dari sektor migas juga berperan penting, memberikan dorongan tambahan bagi ekonomi nasional. Di tengah situasi global yang tidak menentu, kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah tetap menjadi prioritas utama. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa ketahanan ekonomi Indonesia dapat terjaga dengan baik, sehingga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan dapat dipertahankan.
Cadangan devisa yang mencapai rekor baru ini memiliki dampak positif yang signifikan terhadap ketahanan ekonomi Indonesia. Posisi cadangan devisa setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Ini berarti bahwa Indonesia memiliki dana cadangan yang cukup untuk menghadapi berbagai tantangan ekonomi yang mungkin timbul.
Bank Indonesia menegaskan bahwa cadangan devisa ini mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga stabilitas makroekonomi serta sistem keuangan. Prospek ekspor yang tetap positif dan neraca transaksi modal serta finansial yang diprakirakan mencatatkan surplus mendukung ketahanan eksternal. Persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik juga berkontribusi pada stabilitas ekonomi. Bank Indonesia berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi dengan pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal, sehingga stabilitas perekonomian dapat terjaga guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.