Pasar saham Indonesia mengalami penurunan yang cukup signifikan selama seminggu terakhir. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan koreksi sebesar 5,16 persen, turun dari level 7.109,196 menjadi 6.752,576. Meskipun volume transaksi meningkat, aksi jual yang dominan, terutama oleh investor asing, telah berdampak pada kapitalisasi pasar yang berkurang hingga Rp724 triliun. Aktivitas perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan lonjakan volume harian sebesar 26,60 persen, mencapai 20,75 miliar saham. Frekuensi transaksi juga naik 13,06 persen, mencapai 1,31 juta kali transaksi per hari.
Berbanding terbalik dengan peningkatan aktivitas tersebut, nilai transaksi harian meningkat 7,22 persen menjadi Rp12,08 triliun. Namun, hal ini tidak cukup untuk mencegah pelemahan IHSG. Investor asing tetap melakukan aksi jual bersih sebesar Rp3,8 triliun dalam seminggu, sehingga total net sell asing sepanjang tahun mencapai Rp7,52 triliun. Menurut analis pasar keuangan Gunawan Benjamin, sentimen negatif dan ketidakpastian ekonomi mendominasi perilaku pelaku pasar. Meski tidak ada data ekonomi yang mendukung koreksi besar, ketidakpastian masa depan mempengaruhi keputusan investasi.
Kondisi pasar saat ini menunjukkan bahwa meskipun aktivitas perdagangan meningkat, tekanan jual masih mendominasi. Ini menggarisbawahi pentingnya stabilitas ekonomi dan kepercayaan investor dalam menjaga keseimbangan pasar. Ke depannya, diperlukan langkah-langkah yang dapat meningkatkan kepercayaan investor dan mengurangi ketidakpastian, agar pasar saham dapat pulih dan tumbuh secara stabil.