Dalam sebuah peristiwa mengejutkan, seorang petani dari Klaten, Jawa Tengah, menemukan harta karun emas yang luar biasa pada tahun 1990. Penemuan ini tidak hanya mengubah hidupnya tetapi juga memberikan wawasan berharga tentang penggunaan emas dalam masyarakat Jawa kuno. Temuan tersebut mencakup berbagai benda antik berbahan emas yang dipercaya berasal dari abad ke-9 hingga ke-10. Peristiwa ini telah menjadi bagian penting dari sejarah arkeologi Indonesia dan membuka jendela baru untuk memahami kehidupan masa lampau.
Pada suatu hari musim gugur di bulan Oktober, suasana tenang di desa Wonoboyo tiba-tiba terganggu oleh seruan riuh seorang petani bernama Cipto Suwarno. Saat ia sedang bekerja di sawah seperti biasanya, ia menemukan sesuatu yang tak biasa—sesuatu yang keras dan berkilauan. Awalnya, Cipto mengira itu hanya batu biasa, namun ketika ditarik keluar, ternyata benda tersebut adalah guci keramik yang dilapisi emas. Berita penemuan ini cepat menyebar, dan para pejabat desa serta penduduk setempat berkumpul untuk menyaksikan penggalian lebih lanjut. Ditemukanlah harta karun yang fantastis, termasuk guci-guci besar dan kecil, mangkuk, gelang, cincin, dan berbagai perhiasan lainnya dengan total berat emas mencapai 16 kilogram.
Berdasarkan penelitian arkeolog, harta karun ini berasal dari akhir abad ke-9 hingga pertengahan abad ke-10. Relief Ramayana di mangkuk-mangkuk emas dan tulisan "Saragi Diah Bunga" di koin emas memberikan bukti kuat tentang asal-usul temuan tersebut. Penemuan ini menunjukkan bahwa emas telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa kuno, baik bagi elit maupun rakyat biasa. Catatan-catatan sejarah juga menunjukkan bahwa di era Majapahit, emas digunakan secara luas, mulai dari peralatan sehari-hari hingga transaksi perdagangan skala besar.
Di masa kini, emas telah menjadi salah satu instrumen investasi paling berharga karena kelangkaannya. Penemuan di Wonoboyo menegaskan betapa berharganya emas di masa lalu dan bagaimana hal itu mencerminkan kemakmuran dan kekayaan masyarakat Jawa kuno.
Dari perspektif seorang jurnalis, penemuan ini menunjukkan betapa kaya dan kompleksnya sejarah Indonesia. Setiap temuan arkeologi membuka lembaran baru dalam pemahaman kita tentang peradaban kuno. Ini mengajarkan kita untuk menghargai warisan budaya dan sejarah, serta memotivasi generasi mendatang untuk menjaga dan melestarikan pengetahuan ini agar tetap lestari.