Seorang pejabat senior dari Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) di Iran mengungkapkan bahwa negara tersebut telah membeli jet tempur canggih buatan Rusia, Su-35. Brigadir Jenderal Ali Shadmani menyampaikan informasi ini pada hari Senin, menambahkan kekhawatiran Barat terhadap kolaborasi militer antara Teheran dan Moskow. Meskipun jumlah pesawat yang dibeli belum disebutkan, pengumuman ini menegaskan komitmen Iran untuk memperkuat pertahanannya. Sejak 2022, Iran telah menunjukkan minatnya pada pembelian jet tempur Sukhoi-35, namun kesepakatan sebelumnya tidak pernah mencapai titik penyelesaian.
Pernyataan resmi dari Brigadir Jenderal Ali Shadmani menyoroti upaya Iran untuk memperkuat armada udaranya dengan teknologi terbaru. Shadmani menjelaskan bahwa setiap kali diperlukan, pemerintah melakukan pembelian militer untuk meningkatkan kekuatan pasukan udara, darat, dan laut. Pengumuman ini juga mencerminkan percepatan produksi peralatan militer di Iran, yang bertujuan untuk mempertahankan kedaulatan nasional.
Pada November 2023, kantor berita Tasnim melaporkan bahwa Teheran telah menyelesaikan persiapan untuk mendapatkan jet tempur Su-35. Shadmani tidak memberikan detail spesifik tentang jumlah pesawat atau status pengirimannya. Namun, pernyataannya menunjukkan bahwa Iran siap untuk mengambil langkah-langkah strategis dalam memperkuat pertahanannya. Dalam konteks regional, Shadmani juga mengeluarkan peringatan kepada musuh-musuh potensial, termasuk Israel, bahwa tindakan agresif akan direspons dengan kekuatan militer yang ada.
Negosiasi untuk memperoleh jet tempur canggih dimulai pada tahun 2007 ketika Iran mengeksplorasi pembelian Su-30MK. Namun, proses ini terhambat oleh sanksi PBB dan keraguan dari pihak Rusia. Diskusi lanjutan pada tahun 2015 untuk model Su-30SM, termasuk permintaan hak produksi dalam negeri, juga tidak berhasil mencapai kesepakatan. Situasi ini menciptakan tantangan signifikan bagi Iran dalam mendapatkan teknologi militer tingkat tinggi.
Upaya terbaru untuk mendapatkan Su-35 menunjukkan komitmen Iran untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Pengadaan jet tempur ini tidak hanya merupakan langkah penting dalam memperkuat kapabilitas militer Iran tetapi juga mencerminkan hubungan strategis yang semakin erat antara Teheran dan Moskow. Perkembangan ini menimbulkan kekhawatiran dari negara-negara Barat, yang menganggap kolaborasi militer tersebut sebagai ancaman potensial bagi stabilitas regional. Dengan demikian, pengumuman ini menjadi fokus utama dalam dinamika geopolitik Timur Tengah.