Serangga, khususnya belalang, telah menjadi topik menarik dalam bidang nutrisi dan ketahanan pangan. Meskipun konsep mengonsumsi serangga mungkin tampak tidak lazim bagi sebagian orang di Eropa dan Amerika Serikat, di beberapa wilayah Afrika dan Asia, belalang telah menjadi camilan populer yang kaya akan protein. Para peneliti seperti Leonard Alfonce dari Tanzania melihat peluang besar dalam membudidayakan serangga ini sebagai sumber makanan berkelanjutan. Belalang memiliki nilai gizi tinggi, termasuk protein dan vitamin penting, serta dapat memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan.
Di Afrika Timur, belalang telah memainkan peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan komunitas lokal. Leonard Alfonce, seorang ahli entomologi dari Universitas Sokoine, menekankan bahwa perdagangan belalang telah menjadi sumber pendapatan yang signifikan di Uganda. "Belalang yang dapat dimakan sangat dihargai," ujar Alfonce, menambahkan bahwa optimasi pemeliharaan massal belalang dapat memastikan pasokan yang stabil sepanjang tahun. Ini akan mendukung peningkatan nutrisi, keamanan pangan, dan mata pencaharian di daerah tersebut.
Belalang bertanduk panjang, dikenal dengan nama Nsenene, mengandung hingga 45% protein, 54% lemak, dan 6% serat. Selain itu, serangga umumnya kaya akan vitamin dan asam amino esensial. Penelitian menunjukkan bahwa belalang memiliki efisiensi konversi makanan yang tinggi. Misalnya, jangkrik hanya membutuhkan pakan enam kali lebih sedikit dibandingkan ternak untuk menghasilkan jumlah protein yang sama. Hal ini menjadikan belalang alternatif yang ramah lingkungan.
Peter Alexander, seorang peneliti senior dari Universitas Edinburgh, menyoroti dampak positif penggantian daging sapi dengan serangga terhadap emisi karbon. Menurutnya, pilihan makanan kita memiliki dampak signifikan pada emisi gas rumah kaca. Studi oleh timnya menunjukkan bahwa mengganti setengah dari konsumsi daging global dengan ulat dan jangkrik dapat mengurangi penggunaan lahan pertanian hingga sepertiga, atau setara dengan 70 kali luas Inggris. Langkah ini juga berpotensi mengurangi emisi global secara signifikan.
Berdasarkan temuan para peneliti, belalang menawarkan solusi berkelanjutan untuk tantangan ketahanan pangan dan lingkungan. Dengan nilai gizi yang tinggi dan efisiensi produksi yang lebih baik, belalang dapat menjadi bagian penting dari diet masa depan yang lebih ramah lingkungan. Selain itu, potensi ekonomi dari perdagangan belalang juga dapat memberikan manfaat langsung bagi komunitas lokal di Afrika Timur.