Dalam konteks pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) di kawasan pesisir utara Tangerang, tokoh agama setempat Fahmi Ardi mengekspresikan kekhawatirannya tentang dampak kontroversi pagar laut. Warga berharap proyek ini dapat meningkatkan ekonomi dan kesejahtaran mereka. Dengan adanya PSN dan pengembangan PIK 2, banyak warga telah merasakan manfaat seperti lapangan kerja dan bantuan sosial. Fahmi juga mengkritik pihak luar yang menentang proyek tersebut, menyatakan bahwa mereka tidak memahami situasi warga setempat.
Fahmi Ardi menjelaskan bahwa warga setempat memiliki harapan besar terhadap pembangunan PSN di wilayah pesisir utara Tangerang. Mereka percaya bahwa proyek ini akan membawa kemajuan dan perubahan positif bagi kehidupan mereka. Sebagai contoh, Fahmi menunjukkan bagaimana Serpong, yang dulunya tertinggal, menjadi daerah maju berkat investasi dan pembangunan. Wilayah pesisir utara Tangerang, yang dekat dengan bandara internasional dan memiliki akses ke laut, memiliki potensi serupa.
Ketika PSN dan PIK 2 dikembangkan, ribuan warga dari berbagai kecamatan seperti Kosambi, Teluk Naga, dan Pakuhaji bergantung pada proyek-proyek ini untuk mencari nafkah. Setiap hari, mereka bekerja di PIK 2, mendapatkan pendapatan dan manfaat lainnya. Jika proyek ini dihentikan, reaksi keras dari masyarakat setempat pasti akan muncul karena mereka sudah merasakan manfaat langsung dari pembangunan ini. Menurut Fahmi, warga pesisir utara Tangerang sangat mengandalkan proyek ini sebagai sumber mata pencaharian mereka.
Fahmi menyoroti isu kontroversial yang berkembang seputar pagar laut dan ancaman penghentian proyek PSN serta PIK 2. Dia mempertanyakan legitimasi pihak luar yang mengklaim memperjuangkan kepentingan warga setempat. Fahmi menekankan bahwa orang-orang yang bukan warga asli daerah tersebut tidak memiliki pemahaman mendalam tentang budaya dan kebutuhan warga pesisir utara Tangerang. Menurutnya, warga asli adalah yang paling berhak bicara tentang apa yang terbaik bagi mereka.
Saepudin, warga lain dari Teluk Naga, juga mengekspresikan keprihatinannya atas isu pagar laut dan ancaman penghentian proyek PSN dan PIK 2. Ia menggambarkan bagaimana hal ini membuat warganya resah karena banyak yang telah membangun harapan pada proyek-proyek tersebut. Saepudin menegaskan bahwa mayoritas kritikus berasal dari pihak luar yang tidak akan merasakan dampak langsung jika proyek dihentikan. Dia bertanya, apakah pemerintah akan peduli dengan nasib warga yang bekerja di PIK jika proyek ini berakhir. Bagi warga setempat, kelanjutan proyek ini sangat penting untuk memastikan stabilitas ekonomi dan kesejahteraan mereka.