Pasar
Penguatan Harga Minyak Mentah Didorong oleh Harapan Pemotongan Suku Bunga
2025-01-03

Harga minyak mentah mengalami peningkatan signifikan, mencapai level tertinggi dalam dua bulan. Faktor utama pendorongnya adalah harapan akan pemotongan suku bunga oleh bank sentral untuk memulihkan pertumbuhan ekonomi, yang dapat meningkatkan permintaan bahan bakar. Aktivitas manufaktur di berbagai wilayah dunia mengakhiri tahun 2024 dengan performa suram, namun analis memperkirakan langkah-langkah kebijakan moneter yang lebih longgar dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan konsumsi energi.

Optimisme Ekonomi Mendorong Peningkatan Harga Minyak

Sektor energi global menunjukkan tanda-tanda positif dengan kenaikan harga minyak mentah. Pada awal Januari 2024, harga acuan Brent mencapai US$75,93 per barel, sementara West Texas Intermediate bergerak di US$73,13 per barel. Penguatan ini didorong oleh ekspektasi pemotongan suku bunga yang diperkirakan akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan permintaan bahan bakar. Para analis melihat potensi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve AS dan Bank Sentral Asia sebagai langkah penting untuk merangsang aktivitas ekonomi.

Harapan terhadap kebijakan moneter yang lebih longgar menjadi faktor utama dalam penguatan harga minyak. Dengan suku bunga yang lebih rendah, ekonomi diharapkan dapat pulih, sehingga meningkatkan permintaan bahan bakar. Di Tiongkok, Presiden Xi Jinping telah menyatakan komitmennya untuk menerapkan kebijakan proaktif guna mendorong pertumbuhan ekonomi. Analis StoneX, Alex Hodes, menyoroti bahwa langkah-langkah stimulus pemerintah Tiongkok diproyeksikan akan memainkan peran penting dalam meningkatkan konsumsi dan permintaan minyak pada tahun 2025. Meskipun demikian, data terakhir menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah di AS turun hanya 1,2 juta barel, lebih kecil dari yang diharapkan, sementara permintaan bahan bakar mencapai titik terendah dalam dua tahun.

Tantangan Ekonomi Global dan Dampaknya pada Permintaan Energi

Di tengah optimisme tentang pemotongan suku bunga, sektor manufaktur di berbagai negara mengakhiri tahun 2024 dengan catatan suram. Aktivitas pabrik di Asia, Eropa, dan Amerika Serikat menunjukkan penurunan, dipengaruhi oleh risiko perdagangan dan pemulihan ekonomi Tiongkok yang belum stabil. Capital Economics memperkirakan bahwa aktivitas manufaktur dan pertumbuhan PDB di wilayah Asia akan tetap lesu dalam waktu dekat. Namun, bank sentral di Asia kemungkinan akan melanjutkan langkah-langkah pelonggaran kebijakan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Ekonomi global masih menghadapi tantangan besar, termasuk inflasi yang rendah di banyak negara dan pertumbuhan ekonomi yang sulit. Dalam konteks ini, langkah-langkah pelonggaran kebijakan moneter menjadi sangat penting untuk mendorong permintaan bahan bakar. Para pedagang juga memperhatikan ramalan cuaca, karena gelombang dingin di AS dan Eropa dapat meningkatkan permintaan diesel sebagai alternatif gas alam untuk pemanas. Secara keseluruhan, meskipun ada hambatan, harapan pemotongan suku bunga dan langkah-langkah stimulus pemerintah memberikan dorongan positif bagi sektor energi dan ekonomi global.

More Stories
see more