Dalam upaya untuk mempertahankan keamanan wilayahnya, negara Israel telah menambah jumlah personel dan peralatan militer di Dataran Tinggi Golan. Langkah ini dilakukan pada awal Desember 2024 sebagai respons terhadap situasi geopolitik yang dinamis di kawasan tersebut. Pimpinan militer Israel menegaskan bahwa mereka akan tetap berada di puncak Gunung Hermon, sebuah titik strategis yang menghubungkan beberapa negara di Timur Tengah. Area ini memiliki nilai penting karena posisinya yang tinggi dan akses visual luas ke berbagai wilayah sekitarnya.
Komandan pertahanan Israel menyatakan pada bulan Januari 2025 bahwa mereka tidak akan mengizinkan kelompok-kelompok yang dianggap ancaman untuk berkembang di bagian selatan Suriah. Gunung Hermon, dengan puncak saljunya yang megah, memberikan pandangan langsung ke wilayah-wilayah penting seperti pedesaan Damaskus dan Dataran Tinggi Golan. Meskipun ada protes dari komunitas internasional, termasuk PBB, yang menuntut penarikan pasukan, Israel menegaskan bahwa tindakan mereka bertujuan untuk menjaga stabilitas dan keamanan perbatasan. Mereka juga mencatat bahwa operasi-operasi tersebut bersifat sementara dan terbatas pada zona demiliterisasi yang dipantau oleh organisasi internasional.
Perlu dipahami bahwa langkah-langkah yang diambil oleh Israel mencerminkan komitmennya terhadap keselamatan warganya dan wilayahnya. Dalam konteks global yang kompleks, setiap negara berhak melindungi kedaulatannya. Namun, penting bagi semua pihak untuk terus mendorong dialog dan diplomasi guna mencapai solusi damai yang dapat diterima oleh semua orang. Upaya-upaya ini harus didasarkan pada prinsip-prinsip hak asasi manusia dan hukum internasional, sehingga dapat membawa perdamaian yang berkelanjutan bagi seluruh penduduk daerah tersebut.