Pasar
Penguatan Rupiah Menuju Natal: Peluang dan Faktor Pendukung
2024-12-23

Di tengah suasana menjelang perayaan Natal, mata uang rupiah menunjukkan tanda-tanda penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin, 23 Desember 2024. Meskipun dalam sepekan terakhir rupiah mengalami penurunan sebesar 1,25%, namun di akhir pekan ini, mata uang Indonesia berhasil bangkit hingga 0,58% ke level Rp16.190/US$. Pada hari Jumat, nilai tukar rupiah berfluktuasi antara Rp16.185/US$ hingga posisi tertinggi di Rp16.305/US$. Penurunan Indeks Dolar AS (DXY) yang mencapai 0,16% menjadi salah satu faktor pendukung penguatan rupiah. Selain itu, sentimen pasar internasional yang lebih stabil dan beberapa indikator ekonomi positif juga mempengaruhi kinerja rupiah.

Pemulihan Rupiah Ditopang oleh Sentimen Positif Global

Dalam atmosfer emas musim dingin, mata uang rupiah tampak bersemangat untuk memperkuat dirinya melawan dolar AS. Di Jakarta, para analis mencatat bahwa penguatan rupiah pada akhir pekan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor penting. Pertama, melemahnya Indeks Dolar AS (DXY) yang turun hingga 0,16% pada pukul 15.00 WIB, memberikan dorongan bagi rupiah. Kedua, pasar saham AS yang menunjukkan stabilitas dengan indeks Dow Jones Industrial Average naik tipis 0,04% ke level 42.342,24. Ini merupakan pertanda baik setelah tren penurunan terpanjang sejak 1974. Ketiga, volatilitas pasar finansial global berkurang dengan penurunan Cboe Volatility Index hampir 13%. Terakhir, data ekonomi China yang menunjukkan produksi industri stabil di angka 5,8% hingga Oktober 2024 dan tingkat pengangguran yang turun menjadi 5%.

Secara teknikal, dalam jangka waktu per jam, rupiah masih berada dalam tren pelemahan dengan resistance di Rp16.285/US$, mendekati level psikologis Rp16.300/US$. Namun, jika terjadi pembalikan arah, support berada di Rp16.050/US$, mendekati level Rp16.000/US$.

Dari perspektif analisis teknikal, rupiah memiliki potensi untuk terus menguat jika sentimen global tetap positif dan tidak ada gangguan signifikan dari luar negeri.

Sebagai seorang jurnalis, saya melihat bahwa penguatan rupiah ini bukan hanya sekadar fenomena sementara, tetapi juga mencerminkan respons pasar terhadap situasi ekonomi global yang semakin stabil. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia mampu merespons perubahan kondisi ekonomi dunia dengan cepat dan efektif. Bagi pembaca, ini bisa menjadi peluang untuk lebih optimis terhadap prospek ekonomi nasional di masa mendatang.

More Stories
see more