Keterlibatan bank-bank besar dalam layanan bayar nanti (paylater) telah memberikan dampak positif pada kualitas kredit. Menurut laporan terbaru, tingkat kredit macet atau non-performing loan (NPL) di sektor ini telah menurun secara signifikan hingga mencapai 3,21%. Penurunan ini menunjukkan perbaikan yang substansial dibandingkan dengan angka tertinggi sebelumnya, yakni 6,66% pada bulan September 2023. Perbaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan kualitas portofolio kredit dan strategi akuisisi kredit yang lebih efektif, terutama di sektor fintech.
Partisipasi bank-bank besar semakin memperkuat industri paylater. Bank-bank tersebut membawa pendekatan pemasaran yang berbeda, fokus pada konsumen yang mencari promo daripada hanya membutuhkan pinjaman. Pendekatan ini menghasilkan kualitas kredit yang lebih baik. Selain itu, bank-bank seperti BCA, Mandiri, dan CIMB Niaga telah meluncurkan atau merencanakan peluncuran produk paylater mereka sendiri, yang menandai integrasi lebih lanjut antara layanan perbankan konvensional dan teknologi finansial. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga telah mengklasifikasikan layanan paylater sebagai bagian dari digitalisasi perbankan, dengan mekanisme yang melibatkan kolaborasi antara bank dan platform fintech.
Perkembangan ini menunjukkan langkah maju yang signifikan dalam industri keuangan Indonesia. Integrasi antara bank tradisional dan teknologi finansial tidak hanya meningkatkan aksesibilitas layanan keuangan bagi masyarakat luas, tetapi juga mempromosikan praktik kredit yang lebih aman dan bertanggung jawab. Dengan demikian, pertumbuhan sektor ini dapat mendukung ekonomi nasional secara keseluruhan, sambil memastikan stabilitas sistem keuangan.