Pasar
Perkembangan Ekonomi dan Proyeksi Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga di Indonesia
2025-01-23

Kondisi ekonomi Indonesia pada akhir 2024 mengalami tantangan, terutama dalam hal pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melaporkan bahwa penurunan daya beli masyarakat berdampak signifikan pada laju pertumbuhan DPK. Menurut data yang disajikan oleh Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, pertumbuhan DPK sempat mencapai 9% secara tahunan namun kemudian merosot hingga hanya 4,21% per Desember 2024. Situasi ini menunjukkan bahwa masyarakat cenderung menggunakan tabungan mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, fenomena yang sering disebut sebagai "makan tabungan". Meski demikian, LPS optimistis bahwa ekonomi akan mulai pulih pada triwulan kedua hingga keempat tahun 2024.

Pemulihan ekonomi diprediksi akan dimulai dengan implementasi program-program pemerintah yang efektif serta kondisi ekonomi global yang semakin membaik. LPS memperkirakan bahwa DPK akan tumbuh antara 6% hingga 7% pada tahun 2025. Selain itu, Purbaya juga menyatakan bahwa dampak dari kepemimpinan Presiden AS Donald Trump masih belum jelas bagi ekonomi domestik. Meskipun ada spekulasi tentang instabilitas pasar akibat kebijakan tarif impor Trump, beberapa langkah awalnya telah membawa dampak positif, seperti meredanya konflik geopolitik di Gaza dan Rusia-Ukraina. Namun, ketidakpastian ekonomi global dan perang dagang tetap menjadi faktor yang harus diwaspadai.

Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang kuat dapat memberikan dampak positif kepada negara-negara lain, termasuk Indonesia, karena AS merupakan salah satu mitra perdagangan utama. Ini menunjukkan bahwa stabilitas ekonomi global sangat penting untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional. Dengan adanya optimisme dan strategi yang tepat, Indonesia dapat menghadapi tantangan ini dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di masa depan.

More Stories
see more