Berita
Potensi Serangga Sebagai Sumber Makanan Bergizi di Indonesia
2025-01-28

Di Indonesia, berbagai jenis serangga telah menjadi bagian dari makanan tradisional yang kaya akan gizi. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menyoroti bahwa serangga dapat dimasukkan ke dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Ini mencerminkan inovasi dalam memanfaatkan sumber daya lokal untuk memenuhi kebutuhan nutrisi masyarakat.

Serangga yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat memiliki variasi yang luas dan unik. Di Gunungkidul, Yogyakarta, belalang digoreng menjadi hidangan sederhana namun lezat. Di Ciamis, Jawa Barat, jangkrik juga diproses dengan cara yang sama dan bahkan diberikan sentuhan balado pedas. Laron, terutama di Jawa Tengah, menjadi camilan favorit yang diolah menjadi peyek atau rempeyek, serta bisa diproses menjadi oseng, botok, dan sate. Serangga ini tidak hanya enak tetapi juga kaya akan protein dan antioksidan.

Tawon, sebagai makanan khas Banyuwangi, Jawa Timur, dibuat dari sarang lebah, parutan kelapa muda, dan bumbu-bumbu, menghasilkan rasa manis, gurih, dan sedikit pedas. Ulat sagu, yang ditemukan di pohon sagu tua, menjadi makanan khas Papua dan beberapa daerah lainnya di Indonesia. Sate ulat sagu, dengan tekstur renyah di luar dan lembut di dalam, kaya akan protein dan serat. Larva capung, dikenal sebagai sayok, menjadi hidangan istimewa di Danau Linow, Sulawesi Utara, dan Pontianak.

Menggunakan serangga sebagai sumber makanan bukan hanya tentang memanfaatkan potensi alam secara efektif, tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan. Dengan memperkenalkan lebih banyak masyarakat pada jenis makanan bergizi ini, kita dapat membuka peluang baru untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa inovasi dalam bidang gizi dapat membawa manfaat besar bagi semua.

More Stories
see more