Gaya Hidup
Problema Sampah Plastik di Dunia: Analisis dan Solusi
2024-11-19
Selama bertahun-tahun, banyak negara tengah berjuang untuk menangani masalah sampah plastik. Diketahui, lebih dari 250 juta ton plastik dibuang oleh masyarakat dunia. Melansir laman Natural History Museum, seperlima dari total polusi plastik tersebut dibuang langsung hingga mencemari lingkungan. Negara-negara berkembang menjadi titik panas polusi plastik, karena penelitian baru mengungkap kesenjangan global dalam mengatasi masalah tersebut.
Mengatasi Polusi Plastik: Solusi untuk Dunia Bersih
1. Persebaran Sampah Plastik di Dunia
Para peneliti mulai menyadari betapa besar dampak plastik terhadap dunia. Diketahui, lebih dari 250 juta ton plastik dibuang setiap tahun. Seperlima dari total polusi plastik tersebut langsung mencemari lingkungan. Negara-negara berkembang menjadi titik panas polusi plastik, seperti India, Nigeria, dan Indonesia, yang berada di puncak daftar negara-negara penyumbang sampah plastik terbesar.Para peneliti mengumpulkan data pengelolaan sampah dari lebih dari 50.000 wilayah kota di seluruh dunia. Mereka kemudian menggunakan pembelajaran mesin untuk membuat model dasar produksi limbah plastik berdasarkan tahun 2020.2. Dampak Jangka Pendek dan Panjang Plastik
Plastik di lingkungan biasanya dibagi menjadi dua kategori. Mikroplastik adalah potongan-potongan kecil material yang berukuran kurang dari lima milimeter. Sekitar 70% dari jumlah sampah plastik berasal dari hanya 20 negara, dan mikroplastik kini ditemukan di awan, air, dan tanah, serta tubuh manusia, hewan, dan tumbuhan.Meskipun dampak jangka panjang mikroplastik terhadap kesehatan belum dipahami dengan baik, penelitian awal menunjukkan bahwa mikroplastik dapat membantu penyebaran penyakit, mengubah kimia darah, dan memengaruhi daya ingat.Makroplastik, potongan-potongan yang berukuran lebih dari lima milimeter, merupakan masalah yang paling jelas dari plastik. Plastik menyumbat sungai, menjerat satwa liar, dan mengeluarkan racun serta bahan kimia yang memengaruhi hormon.3. Pengelolaan dan Dampak Plastik
Pada tahun 2020, 79% plastik yang dibuang dilakukan dengan cara ‘terkelola’, yaitu didaur ulang, dibakar, atau dibuang ke tempat pembuangan akhir. Meskipun ini berarti plastik tidak secara langsung menjadi polusi, bukan berarti plastik ramah lingkungan. Secara global, setengah dari semua plastik dibuang ke tempat pembuangan akhir, terkait dengan polusi udara dan air, serta melepaskan gas rumah kaca.Seperlima sampah plastik lainnya dibakar di insinerator industri. Meskipun fasilitas ini memiliki filter untuk menghilangkan banyak polutan terburuk sebelum memasuki atmosfer, sampah ini masih terkait dengan pelepasan partikulat dan nitrogen oksida yang dapat menurunkan kualitas udara dan memengaruhi kesehatan.Hanya 9% dari semua plastik yang didaur ulang setiap tahun. Studi ini merekomendasikan bahwa sistem daur ulang di seluruh dunia perlu ditingkatkan secara signifikan untuk mengubah hal ini, dengan mengurangi produksi plastik sejak awal untuk mendorong penggunaan kembali bahan tersebut.Sisa 21% plastik yang diproduksi setiap tahun adalah ‘tidak terkelola’. Plastik inilah yang akhirnya mencemari lingkungan, baik melalui pembuangan ke lingkungan atau pembakaran yang tidak terkendali.Dr Costas Velis mengatakan bahwa limbah yang tidak terkelola ini merupakan krisis kesehatan masyarakat, terutama saat dibakar. Membakar plastik mungkin tampak membuatnya menghilang, tetapi sebenarnya pembakaran limbah plastik secara terbuka dapat menyebabkan kerusakan kesehatan manusia yang substansial.(lih/mij)Saksikan video di bawah ini:Video:Cara Kosmetik Lokal Kembangkan Bisnis-Hadapi Serbuan Poduk ChinaNext ArticleWarga Indonesia Paling Banyak Makan Plastik, Ini 5 Sumbernya