Di tengah kesibukan kerja, para pekerja sering mendengar imbauan untuk tidak terlalu stres. Ini karena stres dapat memicu GERD. GERD adalah kondisi ketika asam lambung mengalir naik ke kerongkongan, menyebabkan sensasi perih dan panas. 1 dari 4 orang di Indonesia mengalami GERD. Studi dari Harvard Medical School menunjukkan bahwa stres emosional dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memperburuk GERD. Ketika stres terjadi, fungsi otot sfingter esofagus bagian bawah turun.
Tapi, studi lain menunjukkan hasil berbeda. Studi yang dipublikasikan American Journal of Gastroenterology pada 1993 dan Gastroenterology pada 2008 menunjukkan bahwa orang dengan GERD yang mengalami stres tidak menunjukkan peningkatan asam lambung. Hubungan antara stres dan GERD masih menjadi perdebatan. Saat ini, sebagian besar ilmuwan percaya bahwa kondisi stres membuat tubuh lebih sensitif.
Untuk meredam stres dan mengatasi GERD, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Pertama, melakukan olahraga ringan seperti berjalan atau berenang. Olahraga dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan tubuh. Kedua, menghindari makanan penyebab asam lambung naik seperti makanan pedas dan asam. Makanan ini dapat memicu GERD. Ketiga, tidur yang cukup. Tidur yang baik dapat membantu tubuh beristirahat dan mengurangi stres. Keempat, melakukan relaksasi seperti meditasi atau yoga. Relaksasi dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mental. Kelima, mencari hiburan seperti membaca buku atau menonton film. Hiburan dapat membantu mengurangi stres dan membuat kita lebih tenang.
Orang dengan risiko GERD tinggi juga diimbau untuk mengurangi asupan kopi. Kafein dapat melonggarkan sfingter esofagus bagian bawah, menyebabkan asam lambung masuk ke kerongkongan. Selain itu, ada 12 makanan yang bisa cepat menurunkan asam lambung dan GERD. Makanan seperti apel, anggur, dan jeruk dapat membantu mengurangi asam lambung.