Pasar
Rupiah Terdepresiasi, Dolar Mencapai Rp16.105 di 10:43 WIB
2024-12-18
Jakarta, CNBC Indonesia - Saat ini, rupiah sedang mengalami depresiasi terhadap dolar AS di tengah penantian suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) pada siang hari. Refinitiv menyebutkan bahwa rupiah telah terdepresiasi 0,28% sekitar pukul 10:43 WIB hari ini, yaitu Rabu (18/12/2024), dan posisinya menjadi yang terlemah sejak 6 Agustus 2024 atau sekitar empat bulan terakhir. Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) sedikit turun 0,03% menjadi 106,93, yang lebih rendah daripada penutupan sebelumnya yang berada di angka 106,96.

Hubungan antara Pelemahan Rupiah dan Penantian Suku Bunga

Pelemahan rupiah ini terjadi bersamaan dengan penantian data rilis suku bunga acuan yang akan dirilis oleh BI pada siang hari. Menurut konsensus CNBC Indonesia yang dihimpun dari 15 lembaga/institusi mayoritas, BI diperkirakan akan menurunkan suku bunganya sebesar 25 bps ke level 5,75%. Namun, ada beberapa lembaga lainnya atau sebanyak enam institusi yang memproyeksi bahwa BI akan tetap menahan suku bunganya di level 6%. Sebelumnya pada November 2024, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bahwa keputusan tersebut dibuat sebagai upaya BI untuk menstabilkan nilai tukar rupiah karena dampak semakin tinggi ketidakpastian geopolitik dan perekonomian global setelah Trump kembali terpilih sebagai Presiden AS. Perry menjelaskan bahwa keputusan BI Rate yang ditahan bulan lalu adalah karena mempertimbangkan risiko perekonomian global yang semakin tinggi, disertai dengan meningkatnya ketegangan geopolitik dan fragmentasi perdagangan.

Perkembangan Politik di AS dan Dampaknya

Perkembangan politik di AS diperkirakan akan mengakibatkan arah kebijakan fiskal lebih ekspansif dan strategi ekonomi berorientasi domestik (inward looking policy), termasuk penerapan tarif perdagangan yang tinggi dan kebijakan imigrasi yang ketat. Jika BI benar-benar menurunkan suku bunganya, maka tidak dapat dihindari jika rupiah akan kembali terkoreksi bersamaan dengan tingginya level DXY.

Implikasi untuk Pasar dan Investasi

Kondisi ini memiliki implikasi yang signifikan bagi pasar dan investasi. Para investor perlu lebih cermat dalam mengendalikan risiko dan mengikuti perkembangan suku bunga dan nilai tukar. Dalam menghadapi situasi seperti ini, perusahaan yang beroperasi di luar negeri mungkin akan menghadapi tantangan lebih besar dalam mengatur keuangan mereka. Namun, juga ada peluang bagi investor yang cerdas dalam mencari keuntungan dari perubahan nilai tukar.
More Stories
see more