Pasar
Paket Ekonomi Rilis Tapi IHSG Jeblok, Analis Berpendapat
2024-12-18
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah telah mengumumkan paket kebijakan ekonomi. Namun, dampaknya terhadap pasar modal ternyata kurang memuaskan. IHSG, yaitu Indeks Harga Saham Gabungan, terus mengalami penurunan sejak sebelum pengumuman paket kebijakan tersebut hingga setelahnya.
Dampak Paket Kebijakan pada Pasar Modal
Pengumuman Paket Kebijakan dan Dampaknya
Pemerintah telah mengumumkan paket kebijakan ekonomi, tetapi hal itu tidak memberikan dampak yang signifikan pada pasar modal. IHSG, yang merupakan indikator penting pasar saham, terus merosot. Pada akhir perdagangan Selasa (17/12/2024), IHSG ditutup ambruk 1,39% ke posisi 7.157,73 dan merosot ke level psikologis 7.100. IHSG telah turun 9,46% dari titik tertinggi tahun ini dan level penutupan tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) pada 19 September di angka 7.905,39. Dalam kurun waktu tiga bulan, IHSG telah mengalami penurunan yang cukup signifikan.Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitar Rp11 triliun dengan melibatkan 18 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,1 juta kali. Sebanyak 157 saham naik, 441 saham turun, dan 188 saham stagnan. IHSG juga ditutup ambruk nyaris 1% lebih pada perdagangan Senin (16/12/2024) atau pada hari pengumuman paket kebijakan ekonomi. Secara spesifik, IHSG amjlok empat hari beruntun sejak Kamis (12/12/2024) pekan lalu dengan koreksi setiap harinya mencapai nyaris 1%.Analisis dari Senior Investment Information
Analis Senior Investment Information Mireae Nafan Aji Gusta mengatakan, untuk saat ini dampak paket kebijakan ekonomi tersebut belum memberikan pengaruh signifikan pada pasar modal RI. "Untuk saat ini belum terlalu besar, akan tetapi untuk jangka panjang bisa berdampak positif bagi stabilitas perekonomian," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (18/12). Menurutnya, pengumuman paket pemerintah sebagai stimulus dalam rangka menggerakkan perekonomian Indonesia memiliki tujuan sebagai mitigasi. "Sebagai mitigasi untuk mencegah terjadinya outflow yang signifikan dari para pelaku investor, terutama investor asing," sebutnya.Ia mengungkapkan, pelemahan IHSG saat ini lebih banyak dipengaruhi oleh data perekonomian makro seperti menantikan data neraca perdagangan yang masih mengalami surplus. "Jadi ini yang membuat pelemahan IHGS-nya tidak terlalu kuat maksudnya. Jadi karena ada yang faktor buying pressure. Karena sebenarnya para pelaku pasar akan mencerna potensi surplus neraca perdagangan Indonesia," ungkapnya.Influen dari Perekonomian Global
Selain itu, pelemahan IHSG juga dipengaruhi oleh perekonomian global, potensi perang dagang, serta tensi eskalasi geopolitik global. "Itu turut mempengaruhi daripada kinerja underwhelming forecast of global economic growth," imbuhnya. Hal ini menunjukkan bahwa faktor-faktor luar negeri juga memainkan peran penting dalam kondisi pasar saham Indonesia.Perspektif dari Analis PT Binaartha Sekuritas
Analis PT Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan bahwa paket kebijakan ekonomi pemerintah belum terasa dan akan terlihat pada jangka menengah dan panjang. "Pada dasarnya terkait kebijakan ekonomi itu efeknya lebih terlihat di jangka menengah-panjang ya, jadi kalau kemudian dikaitkan kondisi rupiah dan IHSG saat ini mungkin tidak sesuai ekspektasi," ungkapnya. Namun, kata Ivan, seharusnya secara spesifik paket kebijakan tersebut juga menguntungkan emiten di industri terkait. "Mestinya positif secara spesifik pd industri atau emiten yang diuntungkan dengan rangkaian paket kebijakan tersebut," pungkasnya.Dalam keseluruhan, kondisi pasar saham Indonesia saat ini masih dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Paket kebijakan ekonomi yang diumumkan oleh pemerintah perlu diobservasi lebih lanjut untuk melihat dampaknya pada jangka panjang.