Berita
Serangan Belanda terhadap Kaum Padri di Bonjol pada 1834-1835
2025-02-09

Pada tahun 1834, Belanda memusatkan upayanya untuk menyerang Imam Bonjol dan pasukannya. Langkah awal yang diambil oleh Belanda adalah mengendalikan jalur-jalur penting yang menghubungkan markas pusat di pesisir pantai dengan daerah-daerah sekitarnya. Pada akhir September 1834, Belanda mulai menyiapkan pasukan besar untuk melancarkan serangan ke Bonjol. Gerakan militer ini berlanjut hingga 1835, ketika sebagian besar kekuatan militer Belanda dikonsentrasikan untuk meruntuhkan kekuatan kaum Padri di Bonjol. Serangan-serangan dilakukan dari berbagai arah, termasuk operasi besar-besaran ke daerah Alahan Panjang. Pada 21 April 1835, dua kelompok pasukan Belanda menyerang pertahanan kaum Padri di Semawang Gadang. Meskipun pasukan Padri mampu bertahan sementara, mereka akhirnya terpaksa mundur karena kekuatan musuh yang lebih besar. Pertempuran berlanjut hingga 11 Mei 1835, ketika benteng Padri di sebuah bukit dekat markas Imam Bonjol jatuh ke tangan Belanda.

Dalam rangka memperlemah posisi strategis Imam Bonjol, Belanda mengambil langkah-langkah militer yang sistematis. Pada bulan September 1834, Belanda mempersiapkan pasukan besar guna memulai serangan terhadap wilayah Bonjol. Strategi utama yang digunakan adalah mengendalikan jalur-jalur akses penting yang menghubungkan markas Imam Bonjol dengan daerah-daerah sekitar pesisir pantai. Hal ini bertujuan untuk memutus komunikasi dan logistik antara pasukan Padri dengan basis dukungan mereka. Dengan kontrol atas jalur-jalur tersebut, Belanda berharap dapat melemahkan daya juang pasukan Padri secara signifikan.

Operasi militer yang dilakukan Belanda semakin intensif pada tahun 1835. Sejumlah operasi persiapan penyerangan dilakukan ke daerah Alahan Panjang, dimana pasukan yang cukup besar dikerahkan. Markas pasukan Imam Bonjol diserang dari beberapa jurusan, termasuk serangan langsung pada 21 April 1835 di Semawang Gadang. Dua kelompok pasukan Belanda menyerbu pertahanan kaum Padri, namun pasukan Padri berhasil memberikan perlawanan yang cukup kuat. Sayangnya, pasukan Padri tidak dapat mengimbangi kekuatan musuh yang jauh lebih besar sehingga terpaksa mundur ke Kumpulan, sekitar 14 jam perjalanan dari markas Imam Bonjol.

Berbekal kekuatan sebanyak 12 ribu orang, pasukan Padri mencoba memukul mundur pasukan Belanda. Namun, setelah mendapat bantuan dari pasukan yang berada di Batipuh, pasukan Belanda kembali menguat dan berhasil memaksa pasukan Padri mundur. Upaya selanjutnya dilakukan oleh pasukan Padri untuk menguasai daerah Batu Bedindit, tetapi usaha ini juga tidak berhasil. Akhirnya, pada 11 Mei 1835, benteng Padri di sebuah bukit dekat markas Imam Bonjol pun jatuh ke tangan Belanda.

Serangan Belanda terhadap Imam Bonjol dan pasukannya menunjukkan betapa sistematisnya strategi militer yang digunakan. Kontrol jalur-jalur akses penting serta koordinasi pasukan yang baik menjadi faktor kunci dalam keberhasilan operasi militer ini. Meski pasukan Padri sempat memberikan perlawanan yang kuat, kekuatan numerik dan persiapan yang matang dari Belanda akhirnya membuahkan hasil. Peristiwa ini menandai langkah penting dalam penundukan kekuatan Padri di Bonjol.

More Stories
see more