Pada tahun ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama dengan berbagai pemangku kepentingan termasuk Organisasi Pengatur Sendiri (SRO), merancang sejumlah program strategis pemerintah untuk memperkuat dan mengembangkan pasar modal. Program-program tersebut mencakup peningkatan kualitas perusahaan tercatat, pengembangan produk baru, dan penguatan anggota bursa serta manajer investasi. Selain itu, upaya ini juga bertujuan untuk meningkatkan daya saing dan efisiensi produk pasar modal serta menarik lebih banyak investor global.
Dalam musim gugur yang penuh warna, di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menyampaikan serangkaian inisiatif yang akan diterapkan. Salah satu fokus utamanya adalah penyempurnaan kerangka pengaturan di sektor keuangan, seperti finalisasi produk turunan Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK). Ini mencakup regulasi tentang cut loss dan penurunan nilai aset investasi yang dikelola Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Berlanjut pada dukungan kebijakan pajak karbon dan Batas Atas Emisi (BAE) sektoral untuk mendukung pengembangan bursa karbon. Selain itu, paket insentif dan stimulus, termasuk kebijakan perpajakan, juga akan digunakan untuk mendorong pertumbuhan sektor-sektor prioritas. Kerjasama antara kementerian, lembaga, dan pemangku kepentingan lainnya sangat penting dalam rangkaian program pendalaman pasar ini.
OJK dan SRO berencana untuk memperkuat dan mengembangkan pasar modal melalui berbagai inisiatif, seperti meningkatkan jumlah dan kualitas perusahaan tercatat. Upaya ini termasuk mendorong perusahaan besar untuk go public dan meningkatkan persentase saham free float. Regulasi dan sistem Penawaran Umum juga akan diperkuat untuk menjadi lebih efisien dan transparan.
Pengembangan produk baru dan optimalisasi produk pasar modal eksisting, termasuk bursa karbon dan produk ESG, serta infrastruktur transaksi efek, merupakan bagian dari rencana ini. Optimalisasi Efek Beragunan Aset (EBA) juga akan dilakukan untuk mendukung program 3 juta rumah.
Penguatan anggota bursa dan manajer investasi melalui peningkatan kapasitas, tata kelola, dan manajemen risiko menjadi prioritas. Tujuannya adalah agar mereka dapat memperluas penetrasi produk pasar modal, tidak hanya terbatas pada saham. Perlindungan investor juga menjadi fokus untuk memastikan kepercayaan investor ritel.
Sebagai seorang wartawan, langkah-langkah yang diambil oleh OJK dan pemangku kepentingan lainnya menunjukkan komitmen kuat terhadap pertumbuhan dan stabilitas pasar modal Indonesia. Dengan adanya berbagai inisiatif ini, diharapkan pasar modal Indonesia dapat menjadi lebih kompetitif dan menarik bagi investor global. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan ekonomi nasional tetapi juga membuka peluang bagi lebih banyak perusahaan lokal untuk berkembang dan go public. Langkah-langkah perlindungan investor juga memberikan rasa aman bagi para pemodal ritel, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap pasar modal.