Pasar
Tentang Pembentukan Super Holding BUMN Danantara dan Dampaknya pada Pasar Modal
2024-11-28
Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam perjalanan ke masa depan, pembentukan super holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) menjadi topik yang menarik perhatian. Saat ini, perkiraan menunjukkan bahwa adanya super holding ini belum memberikan dampak positif yang jelas bagi emiten-emiten yang tergabung di dalamnya. Dampak Super Holding BUMN Danantara pada Pasar Modal
Pengamatan Pasar Modal
Pengamat Pasar Modal Budi Frensidy menganggap bahwa jika super holding Danantara melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau melakukan go public, hal ini akan berdampak pada pasar modal. "Ya efeknya ke pasar modal nggak jelas. Kecuali nanti dia sudah dibentuk go public. Nah berarti ada big cap. Mungkin paling besar bahkan. Tapi kalau mau efeknya sebagai katalis positif di bursa efek, ya ada dana masuk," kata Budi saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), di Jakarta, Kamis, (28/11/2024). Hal ini menunjukkan bahwa saat ini, dampak dari pembentukan super holding tersebut masih belum jelas dan membutuhkan waktu untuk ditunjukkan.Harapan untuk menjadi Market Maker atau Liquidity Provider
Budi berharap bahwa Danantara ke depan bisa menjadi market maker atau liquidity provider. "Supaya saham-saham BUMN ini ada market maker-nya atau liquidity provider yang membuat dia tidak mudah jatuh, cenderung lebih mudah naik. Karena ada liquidity provider yang punya dana untuk men-support, untuk murah ambil, murah ambil," kata Budi. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya market maker atau liquidity provider, saham-saham BUMN di bawah Danantara akan lebih stabil dan memiliki kemungkinan untuk naik.Emiten yang Tergabung di Danantara
Adapun berdasarkan informasi yang beredar, Danantara akan menaungi tujuh BUMN besar di Indonesia, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, dan MIND ID. Dengan demikian, setidaknya ada 6 emiten pelat merah yang ada di bawah Danantara secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini menunjukkan bahwa super holding ini akan memiliki pengaruh besar pada berbagai sektor ekonomi di Indonesia.Peristiwa Sebelumnya
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto akan meluncurkan lembaga Daya Anagata Nusantara (Danantara) beserta dengan besaran dana kelolaannya pada 7 November 2024 mendatang. Prabowo juga telah menunjuk Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2012-2017 Muliaman Darmansyah Hadad sebagai Kepala Badan Pengelolaan Investasi Danantara untuk mengelola dana investasi di luar APBN melalui skema Sovereign Wealth Fund (SWF). Hal ini menunjukkan bahwa pembentukan super holding ini telah mendapat dukungan dari pihak penting dan akan segera beroperasi.