Pasar
Terkait Pertumbuhan Aset Dana Pensiun di Jakarta
2024-11-18
Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengukur bahwa total aset dana pensiun (Dapen) selama kuartal III-2024 mengalami kenaikan sebesar 10,1% secara tahun ke tahun (yoy) dan mencapai Rp1.500.06 triliun. Ini lebih tinggi daripada tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.362.44 triliun. Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, mengungkapkan hal ini dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (18/11/2024). Dapen menunjukkan peningkatan total aset yang signifikan.
Perkembangan Aset Dana Pensiun di Jakarta: Analisis dan Fakta
Pertumbuhan Aset Dana Pensiun
OJK mencatat bahwa total aset Dapen selama kuartal III-2024 mengalami kenaikan yang signifikan. Dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.362.44 triliun, total aset Dapen sekarang mencapai Rp1.500.06 triliun, dengan kenaikan sebesar 10,1%. Hal ini menunjukkan perkembangan yang positif dalam sektor dana pensiun di Jakarta.Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR RI, Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, mengungkapkan hal ini. Perkembangan ini menjadi perhatian utama dalam dunia keuangan di Jakarta.Peserta Dana Pensiun
Selain pertumbuhan aset, sektor asuransi komersial juga menunjukkan perkembangan yang baik. Menurut data, peseta dana pensiun Indonesia sudah mencakup 28.69 juta orang hingga September 2024. Ini lebih tinggi daripada sebelumnya, yaitu 27.74 juta orang pada periode yang sama tahun 2023. Pertumbuhan ini menunjukkan semakin banyak orang yang berpartisipasi dalam sistem dana pensiun di Jakarta.Ini juga menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem dana pensiun dan kebijakan keuangan yang diusulkan OJK. Perkembangan ini dapat memberikan dampak positif pada ekonomi Jakarta di masa mendatang.Risiko dan Kesejahteraan
Adapun Risk Based Capital (RBC) asuransi umum dan asuransi jiwa juga mengalami kenaikan. RBC asuransi umum mencapai angka 329,89% dan RBC asuransi jiwa mencapai angka 458,31%. Jauh di atas ambang ideal 120%. Hal ini menunjukkan bahwa sektor asuransi di Jakarta memiliki kesejahteraan yang baik dan mampu menghadapi risiko yang mungkin terjadi.Namun, perlu diingat bahwa kesejahteraan sektor asuransi tidak hanya tergantung pada pertumbuhan RBC, tetapi juga pada berbagai faktor seperti kebijakan keuangan, kondisi pasar, dan perubahan hukum. Oleh karena itu, OJK harus terus memantau dan mengelola risiko yang ada dalam sektor asuransi di Jakarta.