Aviliani mengungkapkan bahwa kebijakan penghapusan utang macet UMKM di Bank BUMN harus diperluas ke sektor manufaktur. Hal ini disebabkan kondisi bencana yang melanda sektor lain, termasuk sektor riil. Banyak kebijakan saat ini tidak mendukung perkembangan UMKM sektor riil, sehingga perlu adanya relaksasi yang lebih luas. Ini akan memberikan kesempatan bagi UMKM di sektor manufaktur untuk berkembang dan meningkatkan kinerja.
Penghapusan utang ini akan membantu UMKM mengatasi beban utang yang terlalu berat dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Dengan mengurangi utang, UMKM dapat lebih fokus pada bisnis mereka dan mengembangkan produk dan jasa yang lebih baik.
Aviliani juga menekankan pentingnya mendorong bank swasta untuk meningkatkan kredit UMKM. Saat ini, kredit UMKM masih didominasi oleh Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diimbas oleh subsidi bunga KUR di Bank BUMN. Hal ini membuat kredit UMKM kurang menguntungkan bagi bank swasta. Oleh karena itu, dibutuhkan kemudahan aturan yang dapat mendorong kredit UMKM bank swasta.
Bank swasta perlu mengembangkan produk kredit khusus untuk UMKM yang lebih fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Mereka juga perlu meningkatkan kemudahan dalam proses kredit dan mengurangi biaya kredit untuk UMKM. Dengan demikian, UMKM akan lebih mudah mendapatkan kredit dan dapat mengembangkan bisnis mereka.
UMKM memiliki peran penting dalam ekonomi RI. Mereka merupakan sumber daya tenaga kerja dan memberikan kontribusi besar dalam pembangunan ekonomi. Namun, saat ini UMKM masih dihadapkan pada berbagai hambatan seperti beban utang, kesulitan mendapatkan kredit, dan ketidakpastian hukum.
Upaya untuk mendorong kredit UMKM dan meningkatkan peran UMKM dalam ekonomi RI adalah penting untuk mengurangi hambatan tersebut dan mempromosikan pertumbuhan UMKM. Hal ini akan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengembangkan ekonomi RI secara lebih baik.