Pasar
Alarm Kredit Bermasalah Berbunyi, Dua Bank Swasta Hadapi Tantangan Menjaga Kualitas Aset
2024-11-15
Dalam laporan keuangan kuartal III-2024, dua bank swasta, PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) dan PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP), menunjukkan peningkatan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) yang mendekati ambang batas regulasi. Industri perbankan secara keseluruhan juga mengalami penurunan rasio loan at risk (LAR), namun dua bank ini tetap menghadapi tantangan dalam menjaga kualitas aset mereka.

Menjaga Kualitas Aset di Tengah Tantangan Ekonomi

Tren Kenaikan NPL di Dua Bank Swasta

Berdasarkan data, rasio NPL gross Bank Ina meningkat dari 1,99% pada September 2023 menjadi 4,46% pada September 2024, atau naik 247 basis poin (bps). Sementara itu, NPL nett Bank Ina juga melonjak dari 0,55% menjadi 3,00% dalam periode yang sama, atau naik 250 bps secara tahunan.Di sisi lain, Bank MNC juga mencatat kenaikan rasio NPL baik pada kategori gross maupun nett. NPL gross bank ini meningkat dari 3,98% pada tahun lalu menjadi 4,69% pada tahun ini, atau naik 71 bps. Sementara itu, NPL nett MNC Bank turut naik dari 2,59% menjadi 3,32%, atau juga naik lebih dari 70 bps.

Pertumbuhan Kredit yang Disertai Peningkatan NPL

Kenaikan NPL di kedua bank ini diiringi oleh peningkatan penyaluran kredit. Bank Ina mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp13,25 triliun, naik 7,63% year on year (yoy) dari September 2023 sebesar Rp12,31 triliun.Serupa dengan Bank Ina, Bank MNC juga mencatatkan lonjakan dari sisi intermediasi. Penyaluran kredit Bank MNC tercatat sebesar Rp10,85 triliun per 30 September 2024, tumbuh 8% dari periode sama tahun lalu Rp10,04 triliun.

Tantangan Menjaga Kualitas Aset di Tengah Pertumbuhan Kredit

Kenaikan NPL di tengah pertumbuhan kredit yang cukup signifikan menunjukkan bahwa kedua bank ini menghadapi tantangan dalam menjaga kualitas aset mereka. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus dari manajemen, mengingat rasio NPL yang mendekati ambang batas regulasi.Selain itu, industri perbankan secara keseluruhan juga mengalami penurunan rasio LAR, yang menunjukkan adanya perbaikan kualitas kredit. Namun, dua bank ini tetap harus berjuang untuk menjaga kualitas aset mereka agar tidak tergerus oleh risiko kredit yang semakin meningkat.Upaya-upaya strategis, seperti penguatan manajemen risiko, diversifikasi portofolio, dan peningkatan kualitas underwriting, akan menjadi kunci bagi kedua bank ini untuk tetap menjaga kinerja dan daya saing di tengah tantangan ekonomi yang ada.
More Stories
see more